20 Juli 2014

Berkenan Dan Dipuji Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Ibrani 11:5-6
Berkenaan dengan ayat bacaan di atas maka kita melihat keselamatan daripada Henokh merupakan keselamatan yang sempurna dimana ia diangkat hidup-hidup oleh Tuhan, namun sebelum ia diangkat, ia telah memperoleh kesaksian bahwa ia berkenan kepada Allah. Oleh karena itu, marilah kita mencontoh orang-orang yang mempunyai iman yang sempurna supaya kita mencapai target untuk keselamatan itu. Biarlah Henokh menjadi panutan untuk pertumbuhan iman kita.
Meskipun peristiwa Henokh terjadi dalam perjanjian lama, namun hal ini juga berlaku dalam perjanjian baru khususnya kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Kalau toh kita mati, maka kita akan dibangkitkan dan diangkat, dan seandainya kedatangan Tuhan yang kedua kali kita masih hidup maka kita akan diangkat hidup-hidup seperti Henokh terangkat, seperti yang tertulis dalam I Tesalonika 4:16-17, ”Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Tetapi sebelum Henokh terangkat ia mempunyai kesaksian yang hidup, dimana selama hidupnya ia berkenan kepada Allah. Demikianlah dengan kehidupan kita, meskipun kita sudah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat namun dalam hidup kita perlu ada kesaksian yang hidup dan berkenan kepada Allah, karena di luar Kristus tidak ada janji seperti ini.
Saudara, dalam ayat Ibrani 11:6 terdapat kalimat berkenan kepada Allah. Kata berkenan itu sendiri ada hubungannya dengan iman, karena tanpa iman orang tidak akan berkenan kepada Allah. Dan orang yang berkenan kepada Allah mendapatkan upah/penghargaan. Dan lebih tepatnya bahwa orang tersebut dihargai/dipuji oleh Allah. Mungkin hati kita timbul pertanyaan : bukankah yang layak menerima pujian hanya Allah ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita lihat dalam Kidung Agung  pasal 4, 5 dan 6 dimana dalam pasal tersebut terdapat perikop yang mengungkapkan bagaimana mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan, begitu pula sebaliknya. Bukankah kita adalah mempelai Kristus.
Sebenarnya banyak orang yang dipuji oleh Tuhan seperti yang tertulis dalam Alkitab, namun kali ini kita hanya mengambil beberapa contoh, diantaranya :

Perempuan Kanaan (Matius 15:28)

Pada waktu itu perempuan Kanaan (orang Siropuniki) mengharapkan kesembuahan anaknya kepada Tuhan Yesus, namun ia tidak dianggap; bukan berarti Tuhan tidak sayang kepada manusia. Karena pada waktu itu perempuan tersebut belum waktunya menerima anugerah Allah. Tetapi oleh karena kerendahan hatinya maka perempuan itu mendapat pujian atau penghargaan dari Tuhan sehingga anaknyapun sembuh. Kerendahan hati itu sendiri merupakan produk daripada iman. Perempuan ini mempunyai langkah yang istimewa, dimana ia mempunyai iman yang besar. Firman Tuhan menasehatkan, ”barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.” (Matius 18:4).
Memang untuk rendah hati itu tidak mudah, apalagi kita dalam posisi diberkati atau sukses. Tetapi kalau kita semakin rendah hati maka kita akan semakin diberkati. Oleh karena itu apabila kita ingin diperkenan dan dipuji oleh Allah maka kita harus semakin rendah hati, sebab firman Tuhan menasehatkan, ”Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan” (Amsal 22:4). Namun sebaliknya apabila kita menjadi sombong maka berkat Tuhan akan berhenti dan iman kita menjadi kerdil. Yesus sendiri telah memberikan teladan kepada kita, ” . . . . dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama” (Filipi 2:6-11)

Perwira Kapernaum (Lukas 7:9)

Ketika hamba dari perwira Kapernaum sakit dan hampir mati maka ia mengundang Yesus untuk datang kerumahnya menyembuhkan hambanya. Setelah Yesus dekat rumahnya maka perwira tersebut menyuruh sahabatnya untuk mengatakan kepada Yesus untuk tidak bersusah-susah datang, cukup mengatakan sepatah kata maka hambanya akan sembuh. Perwira itu memposisikan Yesus seperti seorang atasannya, apabila seorang atas memberikan perintah maka bawahannya harus taat, apapun resikonya. Demikianlah dalam kehidupan kita apabila kita ingin iman kita bertumbuh dan berkenan serta dipuji oleh Allah maka perlu ada ketaatan. Iman yang besar merupakan produk ketaatan. Ketaatan itu tidak mudah, apabila tidak ada dasar kerendahan hati.

Janda Miskin (Lukas 21:1-4)

Tuhan Yesus telah memuji janda miskin yang telah memberikan persembahan dalam rumah ibadah walaupun dia hanya memberika dua peser uang, tetapi dia memberikan dari segala kekuarangannya, bahkan dia memberikan segala nafkahnya sedangkan orang kaya itu memberikan dari kelimpahannya. Tetapi bukan berarti salah orang kaya memberikan dari segala kelimpahannya, tetapi janda miskin ini lebih baik. Banyak orang memberikan persembahan dengan sembarangan tanpa pengertian yang benar. Suatu ketika ada seorang memberikan persembahan, pada mulanya ia memberikan satu juta, kemudian beberapa hari berikutnya tiga juga, dan hari berikutnya dia memberikan semakin banyak. Tetapi berikut diketahui bahwa uang yang dipersembahkan tersebut adalah hasil hutang. Alasannya setelah ia memberikan persembahan akan kembali berlipat kali ganda. Oleh karena pengertiannya yang salah maka janji Tuhan tidak akan pernah digenapi. Hal ini tidak bedanya dengan gambling (judi). Untuk itu perlu kita miliki pemahaman yang benar mengenai persembahan kepada Tuhan. Apabila kita memberikan yang terbaik didasari oleh ketulusan maka hal itu akan berkenan dan dipuji Tuhan. Oleh karena itu, muliakanlah Allah dengan hartamu (Amsal 3:9) tanpa ada motivasi untuk mencari keuntungan diri sendiri.

Maria (Markus 14:6-9)

Saat Maria menuangkan minyak narwastu yang mahal kepada Yesus maka orang ada tempat itu menjadi gusar dan menegor Maria, mereka berkata bahwa tindakannya adalah pemborosan. Tetapi Yesus memuji perempuan itu karena ia melakukan perbuatan  yang baik bagi Yesus. Maria telah mendapat kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi Yesus. Bagaimana dengan kita, apakah kita menggunakan kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi Yesus ?
Dari beberapa contoh di atas, marilah kita melangkah untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus agar kita menjadi orang yang berkenan dan dipuji Tuhan, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification