Menjadi Orang Yang Dipercaya Tuhan
Written by Multimedia Bethany Graha
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ibrani 10:22 “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”
Setiap kita tentunya menyadari atau mengakui bahwa keadaan manusia
itu tidak stabil. Dengan ketidak stabilan inilah yang mengakibatkan doa
kita bisa di dengar atau tidak. Dan oleh keberadaan kita yang lemah pula
akan mengganggu hubungan kita dengan Tuhan termasuk proyek yang Tuhan
percayakan bisa terhalang juga. Lalu, bagaimana caranya supaya kita
tetap dapat dipercaya Tuhan ?Ibrani 10:22 “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”
Hal yang pertama adalah kita harus tahu posisi kita saat menghadap takhta Allah, yaitu seperti yang tertulis dalam Ibrani 10:22 “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.” Jadi, karena hidup kita telah dibersihkan oleh darah Kristus, maka kita harus memiliki keberanian untuk masuk ke dalam tempat kudus dan tidak ragu-ragu atas segala janjiNya seperti yang telah difirmankanNya. Keraguan atas keberadaan atau posisi kita sekarang (yang sudah disucikan) adalah suatu penghalang doa kita. Sebab, bukankah Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, sehingga kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Allah tidak pernah memandang muka bagi setiap kita yang mau datang kepadaNya dengan kerendahan hati. Karena Ia sangat rindu seluruh umat manusia mengenalNya secara pribadi dan turut tinggal dalam hadiratNya.
Saudara, biarlah saat ini kita sungguh-sungguh percaya bahwa darah Yesus Kristus itu benar-benar berfungsi dalam kehidupan kita yaitu untuk menghapus dosa kita. Memang kadang-kadang kelemahan kita menimbulkan pertanyaan apakah kita selamat atau tidak. Tetapi perlu diketahui bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik atau segala usaha yang telah kita lakukan tetapi oleh rahmat-Nya, oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5). Dengan demikian maka kita harus yakini bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya; dalam pengertian bahwa doa orang yang dibenarkan memiliki kuasa. Posisi ini harus kita pegang terus, sebab sampai saat ini kuasa Tuhan masih tetap berlaku.
Selain kita sudah diselamatkan oleh Allah, mau tidak mau kehidupan kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan dan bukan hidup menurut daging, karena orang yang hidup menurut daging tidak berkenan kepada Allah (Roma 8:8), dan sebagai akibatnya orang tersebut tidak menerima apa-apa walaupun sudah berdoa berkali-kali, seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:3 berkata, “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan itu bukan merupakan anjuran melainkan suatu kewajiban bagi kita yang telah diselamatkan dari maut. Sebab firman Tuhan menasehatkan : ”Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (I Yohanes 2:6).
Selain kelemahan kita menjadi penghalang untuk dapat dipercaya Tuhan, ada hal lain yang menjadi halangan kita yaitu hawa nafsu kita sendiri pada saat menghadap Tuhan. Tetapi selama kita mau diubahkan, maka Roh Kudus akan menolong kita. Karena begitu kita dibenarkan maka Roh Kudus berkarya dalam hidup kita dan berfungsi sebagai penjunan. Apabila kita rusak maka dibentuk lagi sampai menjadi bejana yang indah sesuai dengan kehendak-Nya. Roh Kudus adalah penolong yang akan membawa kita dalam kebenaran demi kebenaran supaya doa kita dijawab oleh Tuhan bahkan Tuhan sudah menyediakan sebelum kita meminta. Apabila kita melihat kembali, mengenai kehidupan manusia, maka kita dapatkan bahwa setiap orang; baik pria maupun wanita pernah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan, dimana pada saat mereka berdoa, mereka tidak mendapatkan apa-apa karena pada waktu itu mereka dalam posisi yang salah. Karena apa yang mereka minta adalah sesuatu yang akan dihabiskan hanya untuk keinginan hawa nafsu. Memang tidak salah seseorang mempunyai cita-cita yang tinggi, tetapi apabila cita-cita itu mengarah pada kedagingan, maka hal ini akan menjadi persoalan besar. Tetapi apabila yang mereka cita-citakan untuk kemuliaan nama Tuhan maka Tuhan akan menyatakannya dalam kehidupan kita.
Berikutnya yang menjadi penghalang kita dipercaya Tuhan adalah kita tidak setia untuk melakukan kehendakNya. Firman Tuhan berkata : ”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10). Dalam ayat ini kita melihat bahwa orang yang dipercaya adalah orang yang tetap setia kepada Tuhan walaupun diawali dengan perkara yang kecil. Dan sementara kesetiaan itu berlangsung yang beriringan dengan berkembangnya atau bertambahnya kepercayaan yang diberikan kepada kita biasanya ada hal-hal yang menjadi penghalang yaitu kedagingan kita. Untuk itu kita harus tetap setia dalam melakukan kehendakNya. Sebab kalau kita teliti tentang kata “setia” seperti yang tertulis pada ayat di atas maka akan kita temukan didalamnya ada muatan iman, harap dan kasih.
Oleh karena itu hubungan manusia dengan Tuhan khususnya Gereja Tuhan dengan Kristus itu diumpamakan tunangan dengan kekasihnya yang harus berkembang menjadi mempelai perempuan Kristus. Sebagai contoh yaitu dua sejoli yang sedang membangun suatu hubungan, dimana sebelum mereka masuk dalam sebuah pernikahan maka mereka harus membangun kepercayaan terlebih dahulu, setelah percaya maka satu sama lain saling berharap, dan akhirnya saling mengasihi. Demikianlah kita terhadap Yesus harus percaya, kemudian berharap dan selanjutnya mengasihi Dia. Misalnya kita dipercaya perkara kecil dan hidup dalam posisi yang benar maka kita akan dipercaya perkara besar. Bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang sulit untuk menyatakan perkara-perkara yang besar dalam kehidupan kita, sebab firmanNya berkata : ” Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu” (Yohanes 14:12).
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.