9 Februari 2014

Pemeliharaan Tuhan Tidak Perlu Diragukan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan : Mazmur 23:1-6
TUHAN, gembalaku yang baik

"Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.  Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;  Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.  Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."
Keadaan dunia tidak semakin baik, berbagai macam gejolak dan krisis melanda banyak negara termasuk negara kita, dan dibarengi bencana alam di berbagai tempat. Keadaan seperti ini tidak hanya dialami oleh orang-orang diluar Tuhan tetapi juga dialami oleh anak-anak Tuhan. Walaupun demikian, Allah tidak akan sekali-kali meninggalkan anak-anakNya, karena Dia tetap memelihara anak-anakNya yang senantiasa bergaul dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Ketika seseorang bergaul karib dengan Allah, maka orang tersebut sedang membangun suatu hubungan yang di dalamnya terkandung unsur iman, harap dan kasih (I Korintus 13:13). Agar kita benar-benar melihat dan merasakan atau mengalami pemeliharaan Tuhan, maka kita harus memahami dari ketiga unsur-unsur yang terdapat dalam hubungan kita dengan Tuhan, yaitu :

1. Iman

Ada alasan yang mendasar, mengapa harus dengan iman saat kita bergaul dengan Allah ? sebab dalam Ibrani 11:6 telah dikatakan : “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Jadi, orang yang hendak bergaul dengan Allah harus dengan iman, sebab jika tidak dengan iman, maka orang tersebut tidak akan berkenan kepada Allah. Perlu kita ketahui bahwa ada berbagai macam cara yang dilakukan orang untuk dapat bergaul dengan Allah, tetapi apakah cara-cara yang digunakan dapat menjangkau Allah ? Yang menentukan kita dapat bergaul dengan Allah bukanlah cara atau sikap lahiriah kita, tetapi sikap hati kitalah yang menentukan kita dapat bergaul dengan Allah yaitu iman kita.

Salah satu contoh orang yang datang kepada Tuhan dengan iman dan imannya sanggup memulihkan kehidupannya adalah seorang wanita yang sudah dua belas tahun mengalami pendarahan. Ketika wanita ini mendengar bahwa Yesus sedang melintasi daerah dimana ia tinggal, maka ia berusaha bertemu dengan Yesus. Usaha atau tindakan yang dilakukan oleh wanita ini adalah didasari oleh kekuatan imannya, sebab di dalam Markus 5:28 dikatakan : “asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh.” Saat wanita ini menjamah atau menyentuh jubah Yesus, sebenarnya tidak ada bedanya dengan orang banyak yang juga menyentuh jubah Yesus, tetapi yang membedakan jamahan antara orang banyak dengan wanita tersebut adalah imannya. Orang banyak datang kepada Yesus, bahkan sempat menyentuh jubah Yesus tetapi tidak didasari oleh iman, tetapi wanita itu datang serta menyentuh jubah Yesus didasari oleh iman.

Oleh sebab itu apabila kita bergaul dengan Allah marilah kita dasari dengan iman, karena iman merupakan landasan kita untuk bergantung kepada Allah. Dan Tuhan mau supaya iman kita mengalami pertumbuhan seperti yang terjadi pada murid-murid Yesus. Dimana suatu saat Yesus melatih iman daripada murid-muridNya dengan cara menyuruh mereka pergi mendahului Yesus ke seberang. Ketika ditengah-tengah perjalanan tiba-tiba perahu mereka diserang oleh angin sakal (Matius 14:22-33), sehingga hal ini membuat murid-muridNya takut, meskipun mereka adalah seorang nelayan yang ahli dalam bidang pelayaran. Tetapi Yesus tidak membiarkan mereka, Ia segera menolong mereka. Dalam kepanikannya mereka menyangka bahwa Yesus adalah hantu karena Ia berjalan di atas air, tetapi Tuhan berkata : “jangan takut ini Aku (Yesus)”. Kadang-kadang angin sakal diijinkan menghempas kehidupan kita, namun janganlah kita takut karena Allah sedang melatih iman kita.

2. Pengharapan

Yeremia 17:5-7 “Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! . . . ., diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Setelah kita baca ayat diatas, maka kita akan menemukan pernyataan yang kontradiksi. Karena pada ayat lima dikatakan terkutuklah orang …,sedangkan ayat ke tujuh dikatakan diberkatilah orang …. Jadi “terkutuk” atau “diberkati” itu tergantung kita dalam menaruh pengharapan.
Apabila kita mengandalkan atau menaruh harapan pada kekuatan kita termasuk kakayaan, kedudukan ataupun jabatan, maka kita termasuk orang yang terkutuk, tetapi apabila kita menaruh harapan kita pada Tuhan, maka kita termasuk orang yang diberkati Tuhan. Dan orang yang berharap pada Tuhan, hidupnya sangat berharga dihadapanNya. Oleh sebab itu letakkanlah pengharapan kita kepada Tuhan, karena pengharapan itu merupakan sauh yang kuat seperti yang tertulis dalam Ibrani 6:19-20. Karena dengan demikian maka apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, kita sanggup menyelesaikannya dan senantiasa memperoleh kemenangan.

3. Kasih

Walaupun kondisi tubuh kita semakin merosot, tetapi apabila kita melekat pada Tuhan maka pengharapan kita akan melangkah lebih lanjut yaitu melangkah dalam kasih, sebab yang terbesar dari ketiga hal ini adalah kasih (I Korintus 13:13). Sebab kekuatan kasih mengalahkan segalanya termasuk maut, seperti yang tertulis dalam Kidung Agung 8:6-7 “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.” Dan kita akan melihat dampak daripada kasih yang ada dalam kehidupan kita saat bergaul dengan Allah yaitu keselamatan jiwa kita, seperti yang tertulis dalam I Petrus 1:8-9 “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.”
Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan tidak akan menjauh dari kehidupan kita, apabila kita hidup dalam iman, harap dan kasih. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Thank's Infonya Bray .. !!!

www.bisnistiket.co.id

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification