17 Februari 2014

Belajar Dari Kehidupan Abraham

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Galatia 3:26-29 ”… Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”
Saudara, apabila kita yakin bahwa diri kita adalah milik Kristus, tentunya kita harus hidup seperti Kristus hidup. Tetapi apabila kita tidak seperti Dia hidup maka ada pertanyaan besar apakah kita benar-benar milik Kristus. Sebelum kita meneliti lebih dalam lagi mengenai pokok pembahasan pada ayat bacaan diatas, maka terlebih dahulu kita membaca dalam Kejadian 4:26 ” . . . . . . Waktu itulah orang memanggil nama Tuhan.” Sebagai acuan daripada pembahasan tersebut. Dimana pada kitab Kejadian pasal 4, telah kita temukan suatu keadaan dimana pada zaman itu tidak seorangpun memanggil nama Tuhan, tetapi sejak keturunan Set orang mulai memanggil nama Tuhan. Untuk itu apabila seseorang memanggil nama Tuhan, hal ini menandakan bahwa orang tersebut ingat akan penciptanya. Sedangkan apabila kita membaca dalam Kejadian pasal 5, maka kita akan menemukan bahwa keturunan Adam umurnya bisa mencapai sampai 900 tahun, tetapi diantara keturunannya hanya sedikit yang memanggil nama Tuhan. Setiap orang yang memanggil nama Tuhan maka keturunannya akan ditulis dalam silsilah, selain itu mereka akan disebut sebagai anak-anak Allah. Sebagai contoh adalah Abraham. Ia disebut sebagai bapa orang beriman karena Abraham termasuk orang yang “memanggil nama Tuhan” (beribadah kepada Allah).

Demikian pula dengan kita, saat ini juga memanggil nama Tuhan, maka kita masuk dalam silsilah keturunan Abraham atau disebut anak-anak Allah, sehingga kita berhak menerima janji-janji Allah yang diberikan kepada Abraham, seperti yang tertulis dalam Galatia 3:29.
Perlu diketahui bahwa Abraham hidup pada 2000 tahun yang lalu sebelum Yesus lahir, sedangkan kita hidup setelah Yesus hidup dibumi pada 2000 tahun yang lalu. Kalau kita anak Allah, maka kita tidak sekedar menerima janji-janji Allah tetapi menerima hak waris juga. Walaupun Abraham termasuk manusia purba tetapi dia tergolong orang yang luar biasa. Selama Abraham hidup, ia mengalami keberhasilan, kebahagiaan dan damai sejahtera. Memang, pada waktu Abraham menerima janji-janji Allah, ia tidak langsung menikmati janji-janji tersebut tetapi ia mengawali dengan iman yang kecil.

Ada beberapa kebenaran yang perlu kita pahami dalam kehidupan Abraham untuk menjadi orang yang diberkati Tuhan secara luar biasa, diantaranya :

Pertama: Mendirikan Mezbah Bagi Tuhan

Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan berfirman : ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya (Kejadian 12:7).
Abraham mendirikan mezbah bagi Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi kapanpun dan dimanapun Abraham berada ia senantiasa mendirikan mezbah bagi Tuhan. Inilah salah satu bukti pertumbuhan iman Abraham. Sehingga tidak heran kalau ia diberkati secara luar biasa (Kejadian 13:18). Setelah imannya mengalami pertumbuhan, imannya menjadi semakin kuat, setelah menjadi kuat imannya menjadi besar, dan pada akhirnya imannya menjadi sempurna. Karena imannya yang sempurna maka Abraham disebut sebagai bapa orang beriman.
Ada hal penting yang perlu kita perhatikan dalam mendirikan mezbah bagi Tuhan, yaitu janganlah kita mendirikan mezbah sekedar saja atau asal-asalan karena hal ini tidak memiliki dampak apa-apa. Tetapi sebaliknya, kalau kita benar-benar menghormati kehadiran Tuhan saat membuka mezbah bagi Dia maka berkat Tuhan akan tercurah atas kita. Salah satu contoh, yaitu kisah Obed-Edom. II Samuel 6:11 ”Tiga bulan lamanya tabut Tuhan tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.”

Kedua : Meyakini Bahwa Allah Adalah Sumber Segalanya

Pada pasal 13 dijelaskan bahwa pada saat Abraham berpisah dengan Lot karena gembala ternak mereka bertengkar, maka Lot disuruh Abraham untuk memilih tempat yang ia kehendaki. Akhirnya Lot memilih tempat yang dipandangnya indah, subur dan damai yaitu Sodom dan Gomorah. Sedangkan Abraham harus mencari tempat lain, tetapi Abraham tidak kuatir sedikitpun karena ia tahu bahwa Allah adalah sumber dari segalanya. Apabila memberkati anak-anakNya tidak mengenal waktu atau musim, tetapi Ia memberkati bagi mereka yang senantiasa tinggal dalam kasih Tuhan. 
Bersamaan dengan berjalannya waktu, Abraham tetap setia mendirikan mezbah bagi Tuhan, sedang Lot sebaliknya. Ia tidak mendirikan mezbah lagi bagi Tuhan, dan ia tidak mengandalkan Tuhan selaku sumber dari segalanya, tetapi ia justru mengandalkan berkat yang sedang ia dapatkan atau sedang asyik menikmati berkat yang ada. Sehingga pada akhirnya ia harus mengalami kehancuran. Anak-anak Lot moralnya rusak, bahkan sampai melakukan perbuatan yang tidak wajar terhadap ayahnya sendiri. Sehingga pada akhirnya kota Sodom dan Gomorah dimusnahkan Tuhan karena kebobrokan moral orang Sodom dan Gomorah termasuk anak-anak Lot bahkan istri Lot sampai menjadi tiang garam. Berbeda dengan kehidupan Abraham, ia semakin hari semakin diberkati dan semakin kaya raya.

Ketiga : Memberikan Perpuluhan

Kejadian 14:20 ” . . . . . . lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.”
Abraham menyadari bahwa sepersepuluh dari hasil usahanya adalah milik Tuhan, oleh sebab itu Abraham mengembalikannya kepada Tuhan sebagai tanda ketaatannya terhadap Tuhan. Lalu, bagaimana dengan kita ? apakah kita juga taat untuk mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan ? Perpuluhan bukan dinilai dari besar atau kecilnya jumlah yang diberikan tetapi hal ini berbicara tentang ketaatan kita terhadap perintah Tuhan. Dan Abraham talah mentaati apa yang sudah menjadi ketetapan Tuhan sehingga Abraham diberkati Tuhan secara luar biasa. Bahkan pada waktu Tuhan minta supaya Abraham memberikan putranya sebagai persembahan, ia hanya melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, tanpa ada alasan atau perdebatan Abraham tidak segan-segan menyerahkan putranya sebagai persembahan walaupun ia menantikan seorang putra memakan waktu yang cukup lama bahkan ia mendapatkannya dalam usia yang sudah lanjut. Mengapa Abraham berani melakukan hal ini ? karena Abraham tahu bahwa Allah yang ia sembah adalah Jehovah Jireh (Allah yang menyediakan). Sampai pada akhir hidup Abraham Tuhan tetap memberikan keberhasilan, kebahagiaan dan damai sejahtera. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification