8 Desember 2013

Menjadi Utusan Allah

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Jawab malaikat itu kepadanya : “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.”
(Lukas 1:19)

Setiap orang yang telah lahir baru, memiliki predikat sebagai seorang “messenger”/ utusan. Hal ini tidak jauh berbeda dengan tugas daripada malaikat Gabriel. Adapun tugas daripada malaikat Gabriel adalah membawa kabar baik. Dan setiap kabar yang disampaikan berdasarkan atas nama Tuhan. Demikianlah setiap amanat yang kita terima merupakan tugas yang mulia. Untuk dapat memenuhi panggilan sebagai utusan Tuhan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan :

1. Hidup Kudus Dan Benar


Mengenai syarat yang pertama ini memang tidak mudah untuk dilakukan, tetapi itulah yang harus kita penuhi, sebab firman Tuhan berkata : ”sebab ada tertulis : Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”(I Petrus 1:16). Selain itu dalam ayat lain juga dikatakan ” . . . . . . sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” (Ibrani 12:14b)
Saudara, setiap perintah atau tugas yang kita terima tentunya dapat kita lakukan karena di dalam diri kita ada kuasa yang tidak terbatas yaitu kuasa Roh Kudus. Jadi untuk dapat hidup kudus dan benar itu pasti dapat kita lakukan, asalkan kita mau taat dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Walaupun ada seribu alasan bahwa hidup kudus dan benar itu sulit, tapi itulah yang harus kita kejar dan dapatkan. Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita dalam mengemban segala tugasNya yang diberikan oleh Bapa. Dengan ketaatan dan hubunganNya yang begitu erat itulah yang membuat Dia tetap hidup dalam kekudusan dan kebenaran.

2. Mengembangkan Talenta


Setiap orang, terutama anak Tuhan pasti dibekali dengan sebuah talenta walaupun masing-masing talenta yang diberikan Tuhan berbeda-beda, tetapi yang pasti semuanya itu diberikan kepada kita sebagai salah satu perlengkapan dalam menjalankan tugas yang Tuhan berikan kepada kita. Ada orang yang diberikan satu talenta, dua talenta atau lima talenta; semuanya itu diberikan berdasarkan kesanggupan masing-masing. (Matius  25:15). Dan talenta yang kita terima harus kita kembangkan, tetapi bukan berarti kita kembangkan untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang lain. Inilah salah satu hal yang harus kita lakukan karena di dalamnya terkadung suatu tugas untuk dapat diberitakannya kabar baik, yaitu kabar keselamatan. Tetapi apabila kita tidak mengembangkan talenta yang telah kita terima, maka aka konsekwensi yang harus kita tanggung, seperti yang tertulis dalam Matius 25:26 “Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

3. Bertanggungjawab


Segala tugas yang dipercayakan kepada kita biarlah kita lakukan dengan sungguh-sungguh disertai rasa tanggungjawab. Namun berapa banyak orang yang pada mulanya melayani Tuhan begitu menggebu-gebu, tetapi pada saat diperhadapkan dengan suatu ujian atau tantangan, maka orang tersebut mulai berjalan mundur dengan teratur; dalam pengertian orang tersebut mulai perlahan-lahan meninggalkan tanggunggjawabnya sebagai utusan Tuhan. Kita lihat kisah dari Yunus; ia telah mendapat predikat sebagai seorang nabi atau penyambung lidah Allah, tetapi pada saat ia diperintahkan Tuhan pergi ke Niniwe untuk menyampaikan pesan Tuhan ternyata justru ia lari dari tanggungjawabnya dan ia pergi Tarsis, sehingga ia harus mengalami persoalan yang begitu berat. Namun bagaimanapun juga Tuhan masih tetap sayang kepada Yunus, sehingga Tuhan memberikan kesempatan kepada Yunus untuk bertobat. Akhirnya ia pergi ke Niniwe dan seluruh kota Niniwe diselamatkan Tuhan. Padahal kota tersebut hendak ditunggangbalikkan oleh Tuhan karena segala kejahatannya. Tetapi oleh karena utusan yang kembali untuk melakukan segala tanggungjawabnya maka pemulihan itu terjadi.
Oleh karena itu, melalui kisah dari Yunus ini biarlah boleh mengingatkan kepada kita bahwa kita semua yang percaya kepada Kristus adalah utusan Allah yang punya tanggungjawab terhadap keselamatan jiwa-jiwa. Yehezkhiel 33:7-9 “Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! -- dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.”

4. Mempergunakan Kesempatan Yang Ada


Setiap orang mendapat kesempatan untuk melakukan segala tugas yang telah diterima, tetapi tidak semua orang dapat mempergunakan kesempatan yang ada. Justru kesempatan itu dibuang dengan percuma tanpa menghiraukan apa yang menjadi tanggungjawabnya semula. Memang kesempatan yang kita terima waktunya berbeda-beda ada yang pendek maupun ada yang panjang. Namun hal itu tidak menghambat kita untuk melakukan tugas-tugas sebagai seorang utusan Tuhan; sebab firman Tuhan berkata : ”Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.” (Yohanes 9:4), dan dalam ayat lain juga menasehatkan : ”Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.” (Kolose 4:5)
Dari keempat hal diatas biarlah boleh peringatan bagi kita untuk semakin sungguh-sungguh lagi dalam melaksanakan segala tugas yang Tuhan berikan kepada kita karena kita adalah Utusan Tuhan, segala sesuatu yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tidak akan sia-sia, karena upah dari Tuhan telah dipersiapakan bagi kita. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org/

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification