Menghormati Korban Kristus |
Written by Multimedia Graha Bethany |
Thursday, 02 August 2012 14:54 |
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Kerinduan hati Allah untuk senantiasa bersama dengan manusia tidak
dapat dibatasi oleh situasi dan kondisi. Walaupun hubungan antara Allah
dengan manusia sempat terputus oleh karena ketidaktaatan manusia, namun
hal itu tidak memadamkan kerinduan Allah untuk tetap bersama manusia.
Hal ini dapat dibuktikan ketika Adam dan Hawa melakukan pelanggaran,
maka Allah berinisiatif untuk menyatakan kasihNya dengan cara
menumpahkan darah dari seekor domba untuk diambil kulitnya, dan kulitnya
digunakan untuk menutupi ketelanjangan daripada manusia. Maka sejak
itulah “darah” merupakan suatu tanda korban (Kejadian 3:23-24).“Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." (Kejadian 3:8-10) Kalau darah domba hanya dapat menyucikan manusia secara lahiriah, tetapi darah Kristus sanggup menyucikan sampai hati kita yang paling dalam seperti yang tertulis dalam Ibrani 9:13-14 “Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.” Dan ketika manusia jatuh dalam dosa, maka manusia tidak dapat lagi berhubungan dengan Allah karena ditengah-tengahnya ada sekat atau batas. Dan hal ini merupakan blue print (gambar perencanaan) daripada Tabernakel. Di dalam Tabernakel terdapat apa yang disebut dengan ruang maha kudus. Dan di dalalm ruang maha kuduslah Allah bersemayam. Sedangkan antara ruang maha kudus dan ruang kudus telah dibatasi dengan tirai yang tebal, sehingga manusia tidak dapat dengan mudah berhubungan langsung dengan Allah, tetapi harus melalui perantaraan para imam yang menjadi wakil daripada umat manusia. Tetapi tabir (batas) itu menjadi pecah, karena Allah yang menjadi manusia telah menerjang tabir itu melalui penyaliban di atas golgota, sehigga saat ini kita dapat masuk ke ruang maha kudus untuk bertemu dengan Allah (Ibrani 10:19-10). Oleh sebab itu kita patut mengucap syukur senantiasa dan menghormati pengorbanan Kristus, sebab melalui pengorbanan Kristuslah kita dapat diselamatkan dan hanya oleh darahNya kita dapat masuk ke ruang maha kudus. Jadi, darah Kristus ini sangat berfungsi untuk mengembalikan pergaulan manusia dengan Allah. Tetapi berapa banyak orang yang melecehkan pengorbanan Kristus dengan cara hidup yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Padahal kita tahu bahwa keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Rasul 4:12). Salah satu contoh orang yang menghormati pengorbanan Kristus adalah Maria. Maria yang selalu memperhatikan firman Allah dan dia sudah berbuat sesuatu terhadap apa yang telah dia terima dari Tuhan. Misalnya : Maria telah memberikan minyak mur dengan menuangkan pada kaki Yesus lalu ia menyekanya dengan rambutnya. Hal ini dilakukan olah Maria sebelum Yesus disalibkan (Yohanes 11:1-2). Selain mempersembahkan minyak mur, Maria juga mempersembahkan minyak narwastu (Yohanes 12:3). Enam hari sebelum Yesus disalibkan, Maria memberikan korban bagi Kristus. Dan inilah wujud iman daripada Maria selain merupakan rasa hormatnya terhadap korban Kristus. Karena imanlah dosa Maria diampuni. Sebab iman itu mendahului sesuatu yang belum terjadi. Walaupun Korban Kristus telah terjadi pada dua ribu tahun yang lalu, tetapi sampai saat ini korban itu memiliki nilai yang tiada tandingannya. Oleh karena itu kita harus menghormati korban Kristus lebih lagi. Mari kita imbangi korban kita dengan persembahan hidup kita supaya kita semakin diberkati. Sebab kalau kita perhatikan di dalam Ibrani 6 disebutkan bahwa orang yang melecehkan korban Kristus dapat dikatagorikan sebagai orang yang murtad. Sedangkan, kalau kita benar-benar menghormati korban Kristus maka tidak ada kuasa kegelapan yang mampu menggangu kita. Yesus lebih suka tinggal di Betania karena disana ada korban yang dipersembahkan, walaupun disana ada musibah yaitu kematian daripada Lazarus. Demikian dalam kehidupan kita, mungkin saat ini sedang mengalami musibah, baik itu kematian atas usaha, pekerjaan, kebahagiaan atau keharmonisan rumah tangga, tetapi biarlah kita ingat bahwa apabila kita menghormati korban Kristus dan memberikan korban persembahan bagi Tuhan, maka Allah senantiasa melawat kita. Dan apabila Tuhan melawat kita maka tidak ada yang mustahil dalam kehidupan kita. Dan kita juga harus mau menerima didikan dan peringatan dari Tuhan, sebab kalau kita perhatikan peristiwa Sodom dan Gomora yang telah diperingatkan Tuhan bahwa kota tersebut akan dijungkir balikkan tetapi karena mereka tidak mau berubah atau bertobat maka kota tersebut dijungkir balikkan. Memang, semua kejahatan adalah dosa, dan upah dosa adalah maut. Tetapi kalau kita membaca dalam I Yohanes 5:16 disana dikatakan : “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.” Dari ayat yang telah kita baca di atas disebutkan bahwa ada dosa yang tidak mendatangkan maut apabila orang yang telah berbuat dosa segera bertobat dan meninggalkan perbuatannya yang jahat. Selain itu, tindakan bertobat merupakan penghormatan terhadap korban Kristus di atas kayu salib. Amin. Sumber: http://iix.bethanygraha.org |
1 komentar:
Blog bagus. Banyak berkat. Ditunggu kunjungan balik ke blog aku. Klik namaku ya.
GBU
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.