15 Agustus 2014

Hidup Oleh Kemurahan Allah

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”
Efesus 2:8-10
Ketika manusia telah jatuh dalam dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan Allah serta terpisah dengan Allah. Untuk mengembalikan pada kondisi semula, maka manusia berinisiatif melakukan apa saja untuk dapat menjangkau Allah; diantaranya berbuat baik, berbuat amal, termasuk membangun suatu agama. Tetapi yang dilakukan oleh manusia itu adalah sia-sia. Sebab, untuk mengembalikan hubungan manusia dengan Allah seperti semula harus ada korban (tertumpahnya darah). Hal ini tidak dapat dilakukan oleh manusia, karena korban yang harus dipersembahkan tidak boleh bercacat dan bercela (suci), sedangkan manusia telah jatuh dalam dosa.
Maka oleh kemurahan Allah, manusia dapat diselamatkan. Dimana Allah telah memberikan PutraNya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai tumbal dosa manusia. Dan melalui percaya pada Yesuslah manusia dapat diselamatkan. Dan saat ini, apabila kita dapat bertemu dan mengenal Kristus adalah kemurahan dari Allah, sebab tidak semua orang dapat mengaku Yesus adalah Tuhan. Ada dua ayat yang tampaknya bertentangan tetapi sebenarnya tidak, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:44 “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Sedangkan ayat yang berikutnya terdapat dalam Yohanes 14:6, yang berbunyi :  Kata Yesus kepadanya : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa berdasarkan ketentuan Bapa, maka kita dibentuk menjadi mahkluk yang lebih baik daripada keadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa, melalui iman percaya kita kepada Kristus. Karena sebelum kita mengenal Kristus, kita tidak tahu rencana hidup ini, tetapi setelah mengenalNya, maka rencana yang indah mulai berlangsung dalam kehidupan kita.

Oleh sebab itu marilah kita senantiasa mensyukuri akan rencanaNya dalam kehidupan kita. Dan dalam perjalanan hidup ini perlu ada bukti yang nyata, bahwa Allah sedang membentuk kita. Sehingga dalam  hidup ini tampak adanya peningkatan, dimana iman yang kita miliki harus bertambah-tambah. Sebab kita sebagai orang yang percaya, kadang-kadang mengalami stagnasi atau keadaan yang berlarut-larut dalam kesukaran maupun dalam kemiskinan, yang mana kesemuannya itu untuk membangun iman kita menjadi kokoh.

Dan saat ini kita akan belajar dari kisah seorang buta yang telah bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat (Yohanes 9:1-41). Orang buta ini berada dalam posisi yang sangat jelek dimana ia buta sejak lahir, dan posisi ini merupakan posisi yang tidak berpengharapan. Dan perlu kita ketahui pula bahwa orang yang belum bertemu dan mengenal Yesus, maka hidupnya tergantung pada nasibnya masing-masing. Tetapi bagi orang yang sudah bertemu dan mengenal Yesus, maka orang tersebut tidak akan menemui nasib yang buruk. Dan apabila kita sudah mengenal Yesus tetapi kehidupan kita tidak mengalami perubahan, maka kita perlu belajar dari orang buta ini, supaya iman kita mengalami peningkatan. Sebab, apabila iman kita tidak mengalami perubahan maka posisi kita akan tetap susah dan tidak mengalami perubahan dalam hidup. Sedangkan Tuhan ingin supaya pengenalan kita terhadap Kristus semakin meningkat sebab Kristus adalah sang pencipta (creator).

Kita tahu bahwa orang buta ini mendapatkan kemurahan dari Allah, dimana ia telah bertemu dengan Yesus, karena tidak seorangpun dapat bertemu dengan Yesus kalau tidak mendapatkan anugerah dari Allah.  Sebelum Yesus melakukan mujizat, maka murid-muridNya bertanya : “Rabi, siapakah yang berbuat dosa ? orang ini atau orang tuanya ?, tetapi Tuhan menjawab : “bukan orang ini maupun orang tuanya; tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam dia.” Oleh karena itu kita harus mengerti, bahwa apabila saat ini kita berada pada posisi yang tidak enak, maka percayalah bahwa Allah sedang menyatakan kuasaNya atas kehidupan kita. Bukti peningkatan iman daripada orang buta itu setelah bertemu dengan Yesus adalah ia menjadi berkat serta saksi bagi banyak orang, dan tahap peningkatan iman serta pengenalannya terhadap Yesus  tampak dari pengakuannya :

Pertama : Tatkala orang orang buta itu baru bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat, ia hanya mengenal bahwa Yesus adalah sebatas manusia saja (Yohanes 9:11), tetapi yang berikutnya setelah ia mengalami berbagai macam tantangan dalam perjalanan hidupnya, dimana ia diinterograsi oleh orang Farisi, maka pengenalannya semakin mendalam. Orang buta mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi (penyambung lidah Allah), seperti pengakuannya pada Yohanes 9:17 “. . . . . jawabnya : Ia adalah seorang nabi.”
Selanjutnya orang buta ini mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang saleh, walaupun pengakuannya itu tidak disampaikan secara eksplisit tetapi didalam pengakuannya terkandung pengertian bahwa Yesus adalah orang yang saleh (Yohanes 9:31). Dan pengenalannya tidak sampai disitu tetapi semakin meningkat lagi, dimana ia mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang datangnya dari Allah (utusan Allah). Hal ini dapat kita ketahui dari pernyataannya yang terdapat dalam Yohanes 9:33 : “Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Melalui pengakuannya ini menunjukkan bahwa pengenalannya kepada Yesus semakin dalam, hingga pada akhirnya ia mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yaitu sang pencipta (creator), seperti yang tertulis dalam Yohanes 9:38 : “Aku percaya, Tuhan !”.

Dari kisah ini kita dapat mengambil suatu pelajaran yang indah, bahwa orang yang tetap konsisten dengan apa yang diyakininya yaitu pada Yesus, maka orang tersebut akan mengalami perubahan yang luar biasa walaupun secara manusia kita sudah tidak masuk hitungan, seperti yang dialami oleh orang buta tersebut, dimana ia didakwa oleh orang-orang Farisi dengan dikata-katai : “engkau ini lahir sama sekali dalam dosa . . . . .  (Yohanes 9:34), namun ditangan Allah tidak ada sesuatu yang mustahil asalkan kita tetap menyadari dan mensyukuri bahwa kita hidup ini oleh karena kemurahan Allah. Amin Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification