Mengasihi Tuhan
Written by Multimedia Bethany Graha
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat bacaan: 1 Korintus 8:3 “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.”
Setiap orang tentunya pernah mengungkapkan kasih kepada Tuhan baik melalui perkataan atau melalui sebuah pujian.Ayat bacaan: 1 Korintus 8:3 “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.”
Tetapi kasih yang sesungguhnya apabila diwujudkan melalui perbuatan. Dan kali ini kita akan belajar untuk membuktikan bahwa kita mengasihi Tuhan, diantaranya :
1. Adanya Hubungan Yang Intim Dengan Yesus
Dalam 1 Korintus 8:3 berkata, “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” Bagaimana kita tahu kita dikenal oleh Allah? Banyak orang memiliki pandangan yang salah yaitu merasa dikenal Allah padahal tidak. Matius 7:22-23 berkata, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Kepada siapa Yesus mengucapkan kalimat ini? Yaitu kepada tiga kelompok orang. Pertama, orang yang menyebut Yesus Tuhan (orang Kristen), kedua, orang yang bernubuat (orang Kristen yang sudah melayani), ketiga, orang yang mengusir setan dan melakukan mujizat (orang Kristen yang ada karunia kuasa).Mengapa mereka tidak dikenal Tuhan ? Karena mereka tidak tahu apa yang menjadi kemauan Tuhan. Dan bagaimana mereka tahu apa yang menjadi kemauan Tuhan kalau tidak membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Jadi kita dikenal atau tidak oleh Tuhan tergantung sejauh mana hubungan kita dengan Tuhan. Kalau kita tidak intim dengan Tuhan maka itu merupakan “kejahatan di mata Tuhan.” Dia sudah memberikan segalanya kepada kita termasuk nyawanya, tetapi kita tidak intim dengan Dia, maka hal ini adalah “jahat.” Kasih yang terbesar atas kehidupan kita ketika Ia mati di atas kayu salib, dikubur dan pada hari ketiga bangkit. Salib merupakan lambang kasih yang memerdekakan kita semua. Hari-hari kita disibukkan dengan kegiatan pelayanan maupun ibadah, itu memang baik, tetapi belum cukup kalau tidak memiliki hubungan yang intim dengan Yesus. Hubungan semacam ini ibarat hubungan suami dan istri yaitu selalu ada keintiman, karena mereka adalah satu, dan dengan keintiman maka keluarga tersebut akan tetap utuh. Demikian halnya kita dengan Tuhan adalah satu.
2. Taat Kepada Tuhan.
Setiap orang yang ingin memiliki kasih yang sempurna kepada Tuhan, apabila orang tersebut menuruti segala perintah/firmanNya, seperti yang tertulis dalam 1 Yohanes 2:5 : “Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.” Tuhan mengajarkan kita taat kepadaNya, sebenarnya untuk kepentingan kita juga, salah satu contoh : mengenai “perpuluhan”, seperti yang tertulis dalam Maleakhi 3:10 yakni “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku . . .” Dan saat kita memberikan apa yang menjadi milik Tuhan maka ada dampak yang luar biasa, sebab pada kalimat dan ayat berikutnya dikatakan : “. . . . ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.” Memang dalam hal ini tidak banyak orang yang mau taat. Tetapi bagi kita yang meresponi dan mau bertindak, maka kita akan menerima apa yang tidak pernah kita lihat dan tidak pernah timbul dalam hati kita akan disediakan oleh Allah.Memang, jalan untuk menuju kehidupan itu sangat sempit, dan hanya sedikit orang yang dapat menemukannya. Tetapi jalan menuju kebinasaan sangat lebar, dan banyak orang yang menjalaninya. Dan mengenai hal ini dapat kita lihat dari beberapa contoh yang ditulis dalam Alkitab, misalnya : kisah Nuh, dimana pada waktu air bah memenuhi bumi, hanya delapan orang yang selamat yaitu keluarga Nuh. Semuanya ini disebabkan ketaatan Nuh terhadap perintah Tuhan, walaupun sementara dia mentaati perinah Tuhan telah mendapat banyak ejekan atau olokan dari banyak orang, bahkan dikatakan bahwa Nuh sudah gila karena membangun bahtera di atas gunung. Contoh yang lain yaitu dua belas pengintai yang mengintai tanah kanaan, tetapi hanya dua orang yand dapat memasuki tanah Kanaan, dan masih banyak contoh-contoh yang lain.
3. Saling Mengasihi.
1 Yohanes 4:11 berkata, “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Dan pada ayat 20 dikatakan, “Jikalau seorang berkata : Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”Kita akan lihat juga mengenai akibat bagi orang yang membenci saudaranya; firman Tuhan berkata : “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.” (I Yohanes 3:15). Kalau kita membenci satu orang, bukan hanya kita tidak mungkin membuktikan kita mengasihi Tuhan, tetapi kita juga tidak memiliki hidup yang kekal. Untuk itu biarlah kita berhenti untuk membenci, menjelekkan dan berkata buruk untuk orang lain. Karena kehidupan kita yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah terbit. Semua manusia di muka bumi ini tidak ada yang benar, mereka telah berbuat dosa sehingga telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi oleh kasih karuni Allah, yaitu dengan mengorbankan putraNya yang tunggal (Yesus Kristus), maka kita mendapat pengampunan dan keselamatan kekal. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org