Menanti Janji Tuhan
Written by Multimedia Bethany Graha
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”
Habakuk 2:1-3
Seiring dengan berjalannya waktu, kasih dan berkat Tuhan telah
dinyatakan satu persatu dalam kehidupan saya (Pdt. Alex), khususnya
dalam pelayanan yang dipercayakan Tuhan. Dan hal ini tentunya juga
dialami oleh jemaat. Apabila kita tengok kembali sejarah perjalanan
Gereja Bethany Indonesia maka kita akan melihat karya Tuhan yang begitu
luar biasa.”Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”
Habakuk 2:1-3
Ketika gereja Bethany masih beribadah di “awning” dengan tenda besinya, tanpa AC maupun fasilitas yang memadai kami tetap memegang janji Tuhan seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:12 yang berkata, ”. . Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. . . .” Dan ayat ini kami gantungkan di tembok supaya semua orang membacanya seperti ayat bacaan di atas. Berselang tiga bulan kemudian, kami mendapat ayat firman Tuhan dalam Yohanes 15:7 yang berbunyi, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”
Apabila berbicara mengenal sukses, hal ini bukan saja berorientasi pada hal materi saja, tetapi yang utama adalah hal rohani. Memang dalam hal menanti itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan melainkankan menjemukan. Namun dalam masa penantian tersebut ada suatu pembelajaran dalam kehidupan kita untuk semakin berakar dan bertumbuh untuk menjadi dewasa. Dengan demikian ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menantikan janji Tuhan, diantaranya :
1. Tetap Sabar Dan Tekun
Melalui kesabaran dan ketekunan, seseorang akan menerima apa yang telah dijanjikanNya. Segala sesuatu yang dijanjikan oleh Tuhan tidak ada kata terlambat walaupun tampaknya seperti terlambat, karena Tuhan memberkati tepat pada waktunya. Pada saat Kaleb menerima janji Tuhan melalui Musa, ia berusia empat puluh tahun, sedangkan janji itu digenapi ketika Kaleb berusia delapan puluh lima tahun. Empat puluh lima tahun bukanlah waktu yang singkat tetapi waktu yang panjang. Meskipun demikian Kaleb tetap sabar dan tekun dalam menantikan janji Tuhan.
Apabila kita melihat perkembangan jaman saat ini, maka kita temukan bahwa segala sesuatu serba instan tanpa melalui proses yang panjang. Demikian dengan kehidupan orang-orang yang mengaku dirinya anak-anak Tuhan. Mereka menginginkan segala sesuatu serba instan khususnya dalam menerima janji Tuhan. Padahal sesuatu yang instan memiliki kualitas yang begitu rendah, karena belum teruji kemampuannya. Oleh karena itu Allah rindu dalam diri umatNya terdapat karakter yang sabar dan tekun dalam menantikan janjiNya.
2. Tidak Undur
Dalam kurun waktu yang cukup panjang Kaleb tidak pernah putus asa atau undur dari Tuhan, tetapi dia tetap sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam melayani Tuhan. Hal ini dapat kita lihat dalam Yosua 14:8, ”. . . . . . . aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.” Namun kenyataannya, berapa banyak orang yang undur dari hadapan Tuhan ketika permohonannya belum dijawab Tuhan, sehingga mereka mulai mengandalkan kekuatannya sendiri demi tercapainya keinginannya. Padahal firman Tuhan berkata, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yeremia 17:5). Dan dalam Habakuk 2:4, dikatakan, ”Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”
Memang, sepanjang kita menantikan janji Tuhan hidup kita diwarnai dengan berbagai pergumulan, tetapi perlu kita ingat bahwa semuanya itu terjadi atas seijin Tuhan, dengan tujuan supaya kerohanian kita semakin kuat atau dewasa. Dan firmanNya juga menasehatkan kita, “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Oleh sebab itu, jangan sampai dalam pikiran kita terlintas untuk mengundurkan diri dari hadapan Tuhan, melainkan biarlah kita tetap pegang janji Tuhan yang berkata, ”Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11).
3. Tetap Berjaga-jaga
Ketika seseorang menantikan sesuatu terlalu lama, maka akan muncul kecenderungan adanya rasa jenuh, sehingga orang tersebut mulai berusaha melupakan apa yang dia nantikan. Demikianlah bagi orang yang menantikan janji Tuhan, apabila ia merasa terlalu lama tidak digenapi maka orang tersebut mulai tidak menantikannya atau tidak berjaga-jaga atas kerohaniannya. Dan ketika seseorang mulai tidak berjaga-jaga, maka saat itulah iblis mulai menyerang anak Tuhan. Karena iblis sabar menunggu sampai anak Tuhan mulai lengah. Hal ini dapat kita lihat ketika iblis berusaha mencobai Yesus dan gagal, namun dalam Lukas 14:13 dikatakan, “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.” Walaupun demikian Yesus tidak pernah jatuh dalam pencobaan sebab Ia senantiasa berjaga-jaga supaya hidupnya tetap berkenan di hadapan Bapa. Oleh sebab itu firman Tuhan berkata, ”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (I Petrus 5:8). Lalu, bagaimana dengan saudara, apakah saudara tetap berjaga-jaga atas kerohanian saudara selama menantikan janji Tuhan ?. Amin.
Sumber: http://bethanygraha.org/
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.