Tetap Percaya |
Written by Multimedia Graha Bethany |
Thursday, 11 July 2013 16:11 |
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Saudara, berapa banyak orang Kristen yang terlalu mudah untuk
melepaskan atau undur dari iman percaya mereka oleh karena kedudukan,
jabatan, harta kekayaan, jodoh dan lain sebagainya. Dan mereka
menganggap bahwa pengorbanan Yesus di atas kayu salib terlalu rendah,
sehingga mereka tidak mau mempertahankan kepercayaan mereka. Namun kali
ini firman Tuhan menasehatkan untuk tidak undur dari iman kita. Karena
apabila kita melakukan dengan tekun maka kita akan menerima upah yang
besar. Selain itu, tanpa iman seseorang tidak akan berkenan di hadapan
Allah.”Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Ibrani 10:35-36 Apabila kita meneliti kembali kisah daripada Abraham yang terdapat dalam Kejadian 12, maka kita akan belajar banyak hal mengenai hidup yang percaya kepada Tuhan; yaitu tatkala Abraham dipanggil Tuhan untuk keluar dari sanak saudaranya dan pergi ke suatu negeri yang ditunjukkan Tuhan. Sedangkan negeri yang hendak dituju masih belum diketahui posisinya dimana maupun namanya, tetapi Abraham hanya mempercayakan hidupnya kepada Tuhan. Dia hanya melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Adapun yang melatar belakangi Abraham menjawab “ya Tuhan” (sebagai tanda ketaatannya) adalah ia sungguh meyakini apa yang telah difirmankan Tuhan yaitu ia akan menerima berkat Tuhan yang luar biasa yaitu hari depan yang baik. Bahkan, jikalau kita melihat perjalanan hidup Abraham maka kita tidak akan pernah hidup dalam ketakutan ataupun kekuatiran, karena sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup (Roma 4:18-19). Saudara, percaya itu ada dasarnya. Tatkala Tuhan memanggil saya (Pdt. Abraham Alex T.) tahun 1965. Pada waktu itu saya mengikuti ibadah kebangunan rohani, dan hamba Tuhan yang berkhotbah saat itu bernubuat untuk saya, katanya “son serve Me” (anakku layanilah Aku) Lalu apakah respon saya ? saat itu saya tertawa karena tidak percaya, sebab saya berpikir bahwa seorang pedagang tidak mungkin menjadi seorang pendeta. Disamping itu saya masih ragu-ragu dengan profesi pendeta, karena di dalamnya penuh dengan pertengkaran, kedengkian maupun kebencian. Namun bagaimanapun juga Allah tidak berhenti untuk menyatakan kerinduanNya untuk memakai saya sebagai alatNya. Dan beberapa waktu kemudian saya sempat menabrak seorang anak yang hampir mati. Dan saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, sehingga anak yang saya tabrak tidak menjadi mati tetapi mengalami mujizat yang luar biasa, dan anak itu menjadi sembuh. Dan sejak saat itulah saya mulai percaya bahwa saya benar-benar dipanggil Tuhan untuk melayaniNya. Oleh sebab itu, apabila kita dipanggil Tuhan untuk melayaniNya, janganlah kita menunda atau menunggu sampai kita mengalami persoalan yang berat. Karena apabila Tuhan memanggil kita, Ia sudah mempersiapkan kita untuk melakukan perkara-perkara yang besar dan menjadi berkat bagi banyak orang. Apabila kita meresponi panggilan Tuhan maka kita akan hidup dalam perlindungan Allah, dan perlindungan Allah itu sungguh sempurna. Bahkan Tuhan akan mengutuk orang yang mengutuk kita dan Dia akan memberkati orang yang memberkati kita. Dibalik kepercayaan ada upah yang besar; untuk itu janganlah ragu terhadap segala janji Tuhan, karena janji Tuhan yang disampaikan disertai dengan sumpah. Dan Allah tidak pernah mengingkari atau lalai terhadap janjiNya sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (II Petrus 3:9). Perkara besar tidak akan pernah terjadi apabila kita tidak taat dalam perkara yang kecil. Ketika saya (Pdt. Abraham Alex T.) disuruh Tuhan untuk mendirikan gereja di Mojokerto maka saya melakukannya, bahkan sampai segala sesuatu yang kami punyai habis untuk mendirikan beberapa gereja. Dan setelah terbangun 14 gereja, Tuhan menyuruh untuk pergi ke Surabaya, sehingga saya harus mengawali dari nol karena semua harta kami sudah ditabur untuk pembangunan gereja. Tapi hal ini tidak membuat kami putus asa karena Tuhan sudah mempersiapkan hal baik bagi kami. Akhirnya Tuhan menyuruh untuk membangun gereja Bethany Manyar, dan setelah membangun gereja Manyar, saya disuruh untuk mendirikan gereja Nginden sampai pada akhirnya mendirikan Menara Doa Jakarta. Saudara, segala perkara yang saya lakukan sepanjang perjalanan pelayanan saya diluar kekuatan manusia tetapi semuanya itu bisa terjadi karena yang saya lakukan hanya taat dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Dan saya yakin bahwa Allah sedang mempersiapkan berkat yang luar biasa, termasuk bagi saudara juga. Memang sementara kita melakukan kehendak Allah tidak langsung diberkati, karena kalau lihat perjalanan dari Abraham juga mengalami kesukaran demi kesukaran tetapi dia tidak menemui jalan mati. Sehingga kesukaran itu menjadi mudah bagi Abraham. Abraham juga pernah mengalami kelaparan sehingga ia harus pergi ke Mesir. Abraham juga mengalami persoalan rumah tangga, dimana istrinya mau diambil Firaun, tetapi Tuhan melindungi. Walaupun Abraham mengalami berbagai macam persoalan tetapi ia tetap meyakini bahwa Allah sanggup memelihara dia dan keluarganya. Bahkan dia juga harus berperang melawan raja-raja Timur untuk menolong Lot seperti yang tertulis dalam Kejadian 14. Dan akhirnya peperangan dimenangkan oleh Abraham. Kehidupan Abraham penuh dengan liku-liku, dan ia sempat mengambil keputusan yang salah, sehingga lahirlah Ismail. Dan supaya ia benar kembali maka ia mengambil keputusan yang tegas untuk menjawa “ya Tuhan” terhadap segala yang diperintahkan Tuhan, termasuk harus menyerahkan anaknya sebagai korban bagi Tuhan. Walaupun pada akhirnya Tuhan menyediakan domba sebagai ganti korban bagi Tuhan. Selain itu Abraham diperintahkn untuk mengusir budaknya yaitu Hagar beserta anaknya. Memang hal ini sempat membuat hati Abraham sebal tetapi karena berani mengambil keputusan yang tegas maka ia berada dalam posisi yang benar dan janji-janji Tuhan digenapi dalam hidupnya (Kejadian 21:8-12). Demikianlah dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk tegas mengusir dosa yang tersembunyi dalam kehidupan kita walaupun sempat membuat kita sebal, tetapi apabila kita melakukannya maka kita yang percaya pada Kristus berhak menerima berkat-berkat Abraham, seperti yang tertulis dalam Galatia 3:29. Amin. Sumber: http://iix.bethanygraha.org |
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.