22 Juli 2013

Doa Bapa Kami

Doa Bapa Kami
Written by Multimedia Graha Bethany   
Thursday, 18 July 2013 13:46
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Matius 6:9-13 “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,  datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin)”
Setiap orang Kristen tentunya hafal beberapa ayat yang tertulis diatas atau pada umumnya disebut dengan “Doa Bapa Kami”. Tetapi orang yang hafal belum tentu mengerti isi dari ayat-ayat tersebut. Apabila kita menengok ke belakang mengenai kisah daripada Adam dan Hawa, maka kita tahu bahwa mereka telah diusir oleh Tuhan karena jatuh dalam dosa. Dan sebagai akibatnya, mereka harus bersusah payah untuk mendapatkan nafkahnya.
Dan ketika mereka memiliki anak yaitu Kain dan Habil, telah terjadi peristiwa yang mengerikan, dimana Habel telah dibunuh oleh kakaknya yaitu Kain. Namun rupanya Adam dan Hawa mempunyai anak lagi yaitu Enos. Sementara mereka menjalani roda kehidupan, mereka sangat menderita karena berada di bawah kutuk dosa. Lalu akhirnya Enos mulai memanggil nama Tuhan. Dan sejak itulah kehidupan mereka mulai berubah.
Dari kisah diatas telah mengingatkan kita, supaya kita semakin giat dalam hal berdoa dan memahami makna doa itu sendiri, sebab orang yang berdoa kehidupannya pasti akan berubah. Dan dalam Injil Matius pasal 6:9-13, Tuhan Yesus mengajarkan tentang hal berdoa. Dan didalam hal berdoa ini, kita akan dibawa pada level tertentu. Ada beberapa level yang akan kita capai saat kita berdoa, diantaranya :

1. Hubungan antara bapa dengan anak (Matius 6:9)

Kalau kita perhatikan kata “Bapa kami”, maka hal ini menunjukkan bahwa kita dibawa pada satu level tertentu yaitu mengenai hubungan antara bapa dengan anak. Sebelumnya level antara bapa dengan anak itu tidak ada, karena manusia telah jatuh dalam dosa. Dan level manusia menjadi begitu rendah, bahkan sampai manusia menyamakan dirinya dengan binatang (horoskop atau sio);. misalnya anjing, babi, kuda, ular dan lain sebagainya. Selain itu, kita semua tahu bahwa babi, anjing, ular dan binatang lainnya tidak dapat menyebut induknya bapa. Demikian halnya manusia yang memiliki level rendah bahkan menyamakan dirinya dengan binatang, maka merekapun tidak dapat menyebut Tuhan dengan sebutan Bapa sebab menusia tidak dapat bergaul dengan Allah.

Tetapi puji syukur dalam nama Tuhan Yesus Kristus, sebab saat ini kita telah lahir baru. Dan orang yang lahir baru, sama dengan kembali pada ciptaan yang menurut peta dan gambar Allah, sehingga posisi kita dipulihkan dan kita dapat bergaul dengan Allah seperti hubungan antara bapa dengan anak. Posisi antara bapa dan anak itu sangat penting, sebab dalam posisi inilah hidup kita mendapatkan jaminan secara langsung dari Tuhan, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 11:9-13.

2. Hubungan manusia dengan sorga (Matius 6:9)

Selain berada dalam posisi antara bapa dengan anak, kita dibawa pada level selanjutnya yaitu hubungan kita dengan sorga. Dan bagaimanakah hubungan kita dengan sorga ?. Mari kita baca di dalam Ibrani 10:19, yang berbunyi “. . . . oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.” Jadi, oleh karena pengorbanan Yesuslah, kita dapat masuk atau mempunyai hubungan dengan sorga yang merupakan tempat kudus. Dan kalau kita membaca sekilas di dalam Ibrani 9, maka kita akan menemukan judul perikop yaitu tentang adanya tempat kudus di bumi dan di sorga. Lalu dimanakah tempat kudus di bumi ? jawabannya adalah di Tabernakel. Hal ini terjadi ketika bangsa Israel keluar dari Mesir dengan pimpinan Musa. Di dalam Tabernakel ada tempat yang disebut ruang mahasuci, dan tidak semua orang dapat masuk ke dalam kecuali orang Lewi. Dan kita adalah orang Lewi secara rohani, dimana kita dapat masuk ke ruang maha kudus yaitu dalam hadiratNya.

3. Menguduskan nama Tuhan (Matius 6:9)

Di dalam Keluaran  20:7 disebutkan : “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Jadi, jangan sekali-kali kita melupakan akan perintah ini. Tetapi biarlah kita senantiasa menguduskan namaNya, sebab namaNya agung dan mulia. Dan jangan sampai kita berbuat seperti yang biasa orang lakukan, yaitu mereka terlalu mudah menyebut nama Tuhan dengan rasa tidak hormat, bahkan kadang-kadang orang menjadi latah dalam menyebut nama Tuhan. Kita tahu bahwa dibawah kolong langit ini tidak ada nama yang mempunyai kuasa baik di bumi maupun di sorga, kecuali dalam nama Yesus.

4. Kerajaan Allah datang di bumi (Matius 6:10-11)

Apabila kita berdoa maka kita masuk pada level dimana kerajaan Allah datang ke dunia. Semua kekayaan, dan kemampuan sorga ada dalam hidup kita. Oleh sebab itu pada waktu Simon mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, maka Tuhan berkata kepada Simon : “engkau Petrus; diatas batu karang ini aku akan mendirikan jemaatKu dan apa yang kau ikat di bumi akan terikat di sorga dan apa yang kau lepas di bumi akan terlepas di sorga.” Apabila kita menabur di bumi ini, maka Tuhan yang ada di sorga tidak tinggal diam sebab ia akan memberkati kita berlipat kali ganda. Kalau kita tidak berdoa maka kerajaan Allah tidak turun dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu Tuhan mengajar kita dalam hal berdoa supaya hubungan kita dengan sorga tetap berlangsung.

5. Kemurahan (Matius 6:12)

Pengampunan harus selalu mengalir dalam kehidupan kita, sebab Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasihan dan pengampunan. Kasih setia dan kemurahanNya tidak terbatas. Dan apabila di dalam diri orang Kristen tidak ada kemurahan dalam pengampunan, maka Bapa kita yang disorga tidak akan mengampuni kita, dan kita tetap berada dalam kutuk dosa.

6. Kelepasan (Matius 6:13)

Karena kalau orang bertobat maka roh jahat akan keluar dari orang tersebut dan mencari tempat yang lain. Dan apabila roh jahat telah mendapati tempat asal usulnya itu bersih tersapu dan kosong, dan tidak ada hubungan karib dengan Allah atau Roh Allah tidak ada di dalamnya, maka roh jahat itu akan membawa tujuh roh jahat yang lain sehingga keadaan orang ini semakin parah. Tetapi apabila kita tetap berdoa maka tak ada kuasa kegelapan yang bisa menyentuh kita karena ada kelepasan dalam kehidupan kita.

7. Kekekalan (Matius 6:13b)

Ketika berdoa dan menjaga hubungan kita dengan Bapa maka kita dibawa pada level yang kekal. Sebab Tuhan adalah yang empunya kerajaan dan kuasa serta kemuliaan sampai selama-lamanya. Dan apabila kita tidak berdoa, maka level kekekalan ini tidak ada pada kehidupan kita. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification