Mengalir Bersama Roh Kudus |
Written by Multimedia Graha Bethany |
Thursday, 27 June 2013 15:10 |
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Saudara, pada ayat bacaan diatas terdapat kata-kata : barangsiapa
percaya kepada Yesus, maka di dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran
air hidup yaitu Roh Kudus, sedangkan Roh Kudus saat itu belum datang
karena Yesus belum dimuliakan. Lalu, kapan Yesus dimuliakan ? Yesus
dimuliakan setelah melalui proses penyaliban, kemudian dikuburkan dan
pada hari yang ketiga Ia dibangkitkan.“Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci : Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:38-39) Setelah kebangkitanNya, Ia menampakkan diri kepada murid-muridNya selama 40 hari, lalu Ia naik ke sorga untuk dimuliakan. Dan 10 hari setelah Ia naik ke sorga, maka digenapilah apa yang dijanjikanNya yaitu diturunkanNya Roh Kudus sebagai penolong. Sehingga sejak itulah, bagi setiap orang yang mengaku Yesus sebagai juru selamat, bertobat dan dibaptiskan, maka Roh Kudus ada di dalam orang tersebut. Dan apabila kita ingin supaya aliran-aliran air hidup (Roh Kudus) bermanifestasi dalam kehidupan kita, maka kita harus mengalir bersama Roh Kudus, dalam pengertian bahwa hidup kita harus dipimpin oleh Roh Kudus sebab kita adalah anak Allah (Roma 8:14). Saudara, untuk dapat tetap mengalir bersama Roh Kudus itu memang tidak mudah, karena pada umumnya manusia cenderung menggunakan kehendak bebasnya untuk menuruti keinginan dagingnya. Namun saat ini kita akan belajar melalui salah satu tokoh Alkitab, yaitu : Abaraham. Ketika Abraham dipanggil Tuhan untuk keluar dari lingkungan kaum keluarganya, dia tidak tahu harus pergi kemana. Tetapi dia bergantung sepenuhnya pada tuntunan Tuhan. Dimana setiap tiba di sebuah kota dia berhenti dan mendirikan mezbah persembahan bagi Tuhan sehingga Tuhan berkenan atas Dia, dan Abraham juga merasakan bagaimana Tuhan hadir dalam hidupnya (artinya Abraham mengikuti aliran Tuhan). Dan akhir dari kehidupan Abraham tidak berhenti hanya sebagai petualang, tetapi menjadi bangsa yang besar bahkan dia disebut sebagai Bapa orang beriman. Dalam hal mengalir sepenuhnya bersama Roh Kudus itu tidak bisa sekaligus, tetapi melalui beberapa tahap, seperti yang tertulis dalam Yehezkhiel 47:3-5. Dimana pada ayat ini menjelaskan bagaimana aliran sungai tersebut mengalir; pada awalnya memang hanya sampai pada pergelangan kaki, tetapi pada waktu tertentu aliran tersebut semakin naik sampai ke lutut, kemudian naik lagi sampai ke pinggang dan pada akhirnya aliran itu lebih tinggi dari kita, sehingga sanggup menghanyutkan dan membawa orang kemana saja aliran itu mengalir. Demikianlah kehidupan kita yang ingin dipimpin oleh Roh Kudus sepenuhnya, yaitu pada mulanya kita masih bisa melawan aliran itu. Tetapi sejalan dengan pertumbuhan kerohanian kita, maka suatu saat kita tidak dapat menahan atau melawan aliran tersebut, sehingga kita mengikuti apa yang Tuhan kehendaki atas hidup kita. Kemudian, bagaimana dengan Anda ? apakah aliran itu masih pada pergelangan kaki atau sudah mencapai lutut, pinggang, atau kita sudah mulai hanyut di dalamnya ?. Lalu, apakah dampaknya ketika kita sudah mulai hanyut dalam aliran Roh Kudus ? kita akan melihat suatu perubahan yang luar biasa, karena dalam Yehezkhiel 47:7-12 dijelaskan bahwa aliran itu sanggup mengubah laut asin menjadi tawar, dan kemanapun sungai itu mengalir, maka segala mahkluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak dan sekitar aliran sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habisnya; bahkan tiap bulannya ada lagi buahnya yang baru. Selain buahnya menjadi makanan, daunnyapun dapat menjadi obat. Hal ini berkaitan dengan kehidupan kita yaitu apabila kuasa Roh Kudus itu bekerja dalam kehidupan kita, maka segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Asalkan kita tetap mengikuti kemana Roh Kudus memimpin kita, dan jangan sekali-kali mendukakan, melawan dan terlebih menghujat. Sebab apabila sampai kita menghujat Roh Kudus maka sia-sialah kita hidup, karena tidak ada pengampunan dalam kehidupan kita (Markus 3:29). Saudara, bukankah keadaan seperti diatas (kehidupan penuh dengan keberhasilan) sangat dirindukan oleh semua orang, khususnya anak-anak Tuhan ?. Dan apabila kita ingin memperoleh seperti apa yang tertulis dalam Yehezkhiel 47:7-12 maka kita harus semakin mengandalkan pimpinan Roh Kudus sampai kita mencapai kedewasaan penuh. Sebab ketika kita sudah mencapai kedewasaan rohani maka yang muncul dalam hidup kita adalah manusia rohani dan bukan manusia jasmani. Selain itu kita juga tahu bahwa hidup kita bukan diri kita sendiri lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam diri kita (Galatia 2:20). Dan perlu kita perhatikan pula bahwa perubahan yang luar biasa serta berkat yang melimpah ini tidak hanya ditujukan untuk diri kita saja, tetapi bagi orang lain juga. Karena Tuhan memanggil kita untuk menjalankan misi yang telah dibeban atas kita, seperti yang ditulis dalam Injil Lukas 4:18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Dalam arti kata lain bahwa hidup kita harus menjadi berkat bagi orang lain, supaya setiap orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja. Saudara, jikalau saat ini kerohanian kita masih berada pada taraf “pergelangan kaki”, janganlah kita berhenti. Tetapi biarlah kita semakin sungguh-sungguh dalam mengikut Tuhan dan senantiasa memiliki kerinduan untuk dipimpin oleh Roh Kudus, karena dengan demikian maka kita akan melihat masa depan yang penuh dengan pengharapan. Dan apabila saat-saat ini kita sedang diperhadapkan dengan keadaan dunia yang semakin buruk, maka janganlah kita takut sebab Roh Kudus merupakan jaminan hidup kita. Dia tidak akan membiarkan kita terlantar atau masuk dalam “jerat penangkap burung”, tetapi Dia akan melindungi kita sampai kesudahan alam semesta. Amin. Sumber: http://iix.bethanygraha.org |
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.