15 April 2012

Rahasia Di Balik KematianNya

Rahasia Di Balik KematianNya PDF Print E-mail
Written by Multimedia Graha Bethany   
Monday, 09 April 2012 14:46
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Sumber: http://iix.bethanygraha.org

Pelayanan Tuhan Yesus dimulai saat di padang gurun. Dia telah dicobai iblis sebanyak tiga kali, namun Dia telah benar-benar sanggup menguasai diriNya, sampai pelayananNya di taman Getsemani. Pengalaman Tuhan di taman Getsmani adalah “Obey The Lord” mutlak (Taat terhadap kehendak Allah). Memang, secara daging Tuhan Yesus saat di taman Getsmani sempat mengatakan : “Bapa kalau boleh cawan ini berlalu, tetapi bukan kehendakKu yang terjadi, melainkan kehendakMu yang terjadi.” Hal ini dilakukanNya beberapa kali sampai malaikat Allah turun menguatkan Dia. Selain ketaatan, Ia juga merasakan takut terhadap kematian yang akan segera Dia hadapi. Disini ada ketaatan yang mutlak, sampai Ia mati di atas kayu salib.

Kematian Tuhan Yesus mengandung pengertian yang luar biasa. Banyak orang berpengertian bahwa kematian Tuhan Yesus hanya untuk menebus dosa saja, padahal sebenarnya memiliki arti yang lebih dalam lagi. Untuk lebih jelas lagi, kita akan membaca Ibrani 9:16-18 “Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup. Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.”

Apabila kita perhatikan ayat di atas, maka kematian Yesus Kristus ada hubungannya dengan wasiat yang diberikan kepada kita. Mungkin timbul bertanya dalam diri kita : “apa yang Tuhan Yesus miliki sehingga Ia memberikan wasiat kepada kita ?”. Memang, tujuan utama Tuhan Yesus mati adalah untuk menebus dosa kita, tetapi disisi lain Ia hendak melepaskan suatu wasiat. Karena dengan kematianlah maka surat wasiat itu dapat dikatakan sah, tetapi apabila seseorang yang memberikan suatu wasiat belum mati, maka wasiat itu belum sah. Sedangkan yang memberi wasiat kepada kita sangat unik sekali, karena Ia telah mati dan pada hari yang ketiga Ia bangkit. Lalu apakah wasiat itu tidak sah lagi ?, tidak !. Karena kebangkitanNya mempersiapkan kita pada kehidupan yang kekal.
Kalau demikian, betapa kayanya kita semua yang mendapat anugerah yang luar biasa. Tetapi kalau kita hanya menjadi orang Kristen yang bertumbuh lambat (tidak pernah dewasa) dan tidak mengerti hal ini maka kita tidak akan menikmati berkat ini.

Kuasa kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat dan puji-pujian ini sebenarnya sudah dijanjikan oleh Allah kepada Abraham dan keturunannya, meskipun untuk mendapatkan penggenapannya harus mengalami berbagai macam tantangan. Tetapi kita akan melihat salah satu contoh keturunan Abraham yang mendapat hak waris secara langsung dari Allah, yaitu Yakub. Yakub memang tidak menerima warisan secara siklus, seperti yang Ishak terima dari Abraham. Tetapi Tuhan memberikan berkat secara luar biasa kepada Yakub, yaitu dua pasukan yang besar. Padahal ketika Yakub keluar dari rumah, ia hanya membawa sebuah tongkat. Namun melalui tongkat inilah setiap orang dapat membaca riwayat Yakub. Karena, setiap kali Yakub bertemu dengan Tuhan atau mengalami pertolongan Tuhan, ia selalu mengukir kisah perjalanannya pada tongkat itu (Kejadian 32:9-10).
Lalu siapa saja yang berhak menerima hak waris dari Allah ?
1. Mereka Yang Disebut Sebagai Anak.

Supaya kita disebut sebagi anak Allah, maka kita harus percaya kepada Tuhan Yesus. Karena ketika pertama kita percaya kepada Kristus; maka kita telah mendapat meterai dari Roh Kudus. Dan Roh itulah yang bersaksi bersama-sama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah, . . . . . (Roma 8:16-17). Dan jikalau kita adalah milik Kristus, maka kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3: 29). Lalu, apakah meterai Roh itu cukup bagi kita ? tidak. Kita perlu dibaptis dalam roh. Karena baptisan Roh Kudus mengandung arti bahwa kita sedang masuk dalam sengsara Kristus dan dibangkitkan bersama Kristus, agar terjadi kelahiran baru. Melalui manusia baru inilah kita berhak memiliki hak waris tersebut. Dan apakah cukup hanya sampai dibaptis Roh Kudus ?, tidak. Karena kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus.
Tatkala kita dipenuhi Roh Kudus, maka keluarlah buah-buah roh dalam kehidupan kita yang pada akhirnya kita senantiasa diurapi oleh Roh Kudus. Dan salah satu ciri orang yang dipenuhi serta diurapi oleh Roh Kudus adalah ia memiliki kerendahan hati, penguasaan diri dan hidup taat terhadap kehendak Allah. Karena tanpa kerendahan hati, penguasaan diri dan taat terhadap kehendak Allah, maka tidak mungkin kita akan menerima warisan tersebut (Mazmur 37:11,22,29 &34; Filipi 2:5-9).
2. Mereka Yang Hidup Dalam Roh (Roma 8:17-19)
Orang yang hidup dalam Roh, setiap langkah-langkah kehidupannya senantiasa dipimpin oleh Roh Kudus dan bukan dikuasai oleh keinginan daging. Dan orang yang hidupnya dikuasai oleh keinginan daging tidak akan melihat kehidupan karena keinginan daging adalah mati, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Selain itu keinginan daging merupakan perseteruan dengan Allah. Jadi mana mungkin orang yang hidup menurut keinginan daging dapat disebut sebagai ahli waris kerajaan Allah, sedangkan yang memberi hak waris adalah Allah.
Memang hidup menurut Roh itu sangat menderita buat daging kita, tetapi penderitaan inilah yang membuat kita berhenti untuk berbuat dosa, seperti yang tertulis dalam I Petrus 4:1 ”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.
3. Mereka Yang Hidup Dalam Kedewasaan (Galatia 4:1-3)
Setiap anak berhak untuk mendapatkan warisan, tetapi dengan syarat : anak tersebut harus sudah akil balig atau dengan kata lain anak tersebut sudah dewasa. Karena apabila anak tersebut belum dewasa, maka anak tersebut masih dibawah perwalian. Demikianlah Kekristenan kita, apabila Kekristenan kita belum mengalami kedewasaan, maka kita belum layak untuk menerima warisan itu. Dan orang yang Kekristenannya belum dewasa memiliki kecenderungan untuk melakukan dosa, karena mereka masih terpengaruh oleh roh-roh dunia.

Oleh sebab itu marilah kita semakin giat dalam mengikut Tuhan, dengan menaruh kepercayaan kita sepenuhnya kepada Kristus dan hidup menurut kehendak Roh untuk menuju Kekristenan yang dewasa. Agar segala apa yang dijanjikan oleh Tuhan akan tergenapi dalam kehidupan kita, Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification