Bagaimana Posisi, Kondisi & Fungsi Kita ? |
Written by Multimedia Graha Bethany |
Tuesday, 27 March 2012 14:02 |
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra Sumber: http://iix.bethanygraha.org/ Ayat Bacaan : Bilangan 16:1-5 Dalam ayat bacaan di atas telah menceritakan kisah mengenai pemberontakan daripada Korah bersama teman-temannya. Mereka tidak menyadari bahwa Allah membawa bangsa Israel untuk keluar bersama-sama dari tanah Mesir, melintasi laut Kolsom, menikmati manna di padang gurun dan mengalami banyak mujizat, namun Korah dan teman-temannya yang termasuk orang-orang pintar merasa tidak puas dengan kepemimpinan daripada Musa dan Harun. Padahal Musa adalah seorang nabi yang dipilih oleh Tuhan sendiri untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan yaitu Mesir menuju tanah Perjanjian yaitu Kanaan. Sebenarnya Korah beserta teman-temannya tahu bahwa Allah ada di tengah-tengah mereka, tetapi Korah mempunyai motifasi yang lain sehingga melakukan pemberontakan; hal ini sama dengan Korah memberontak terhadap Tuhan. Dan akibat dari pemberontakan tersebut maka tanah terbuka lebar, sedangkan Korah dan teman-temannya masuk dalam tanah yang terbuka itu, kemudian tanah itu tertutup kembali, sehingga mereka terkubur hidup-hidup. Melalui kisah ini kita akan menemukan suatu nilai kebenaran yang akan membawa kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah, terutama pada ayat ke 5. Dimana pada ayat tersebut berbicara tentang posisi, kondisi dan fungsi. Dengan demikian kita akan belajar mengenai apa yang dimaksud dengan posisi, kondisi dan fungsi : 1. PosisiApakah posisi kita tetap menjadi kepunyaan Tuhan atau tidak ?Untuk itu perlu kita ingat baik-baik bahwa kita telah dibeli dengan harga yang lunas dan hanya dalam Kristus ada penebusan. Dengan demikian, apabila kita sudah menjadi milikNya maka kita disebut sebagai anak-anak Allah. Dan apabila kita sebagai anak Allah, tentunya hidup kita dipimpin oleh Roh Allah dan bukan hidup menurut kehendak kita sendiri. Sebab firman Tuhan berkata : “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah” (Roma 8:14). Selain itu, jikalau kita sebagai anak Allah maka kita akan menerima kuasa; seperti yang tertulis dalam Yohanes 1:12,”Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Oleh karena itu, jangan kita takut atau kuatir dalam menjalani hidup ini sebab kerajaan sorga telah turun atas kita sekalian, sehingga kita berada dalam kerajaan AnakNya; seperti yang tertulis dalam Kolose 1:13 ”Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.” Walaupun demikian, masih banyak orang yang ragu-ragu tentang hal ini. Banyak orang yang merasa miskin, minder atau tak dapat berbuat apa-apa. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak menghargai posisinya sebagai anak Allah. Apakah kita termasuk diantara mereka ? Kita sebagai anak tentunya terus bertumbuh sehingga kita menjadi mempelai Kristus yang pada akhirnya seperti yang dikatakan dalam Efesus 5:31-32. Hubungan Kristus dengan jemaat seperti suami-istri. Janganlah kita menjadi anak yang terhilang. Tetapi menjadi anak yang sudah kembali kepada kepunyaan Allah. Atau jangan sampai kita seperti tunangan yang kehilangan kasih mula-mula. Janganlah kita memadamkan Roh, mendukakan Roh, terlebih menghujat Roh, supaya kita tidak seperti Korah yang tidak ada ampun. Oleh sebab itu, apa yang telah kita awali oleh Roh janganlah kita akhiri dengan daging, supaya kita sekali selamat tetap selamat selamanya. Salah satu contoh yang buruk adalah Saul. Dimana Saul adalah orang yang diurapi Tuhan, tetapi tatkala Daud muncul, Saul mulai cemburu dan berusaha untuk membunuh Daud, sehingga pada akhir hidup Saul, dia tidak dikenal oleh Tuhan, dan hidupnya berakhir sangat mengenaskan. 2. KondisiApakah kondisi kita tetap hidup dalam kekudusan atau tidak ?3. FungsiApakah kita masih berfungsi sebagai imam yang membawa umat Tuhan; baik itu keluarga, kelompok FA ataupun jemaat untuk berfellowship dengan Tuhan ?Pada jaman purba sama dengan jamam perjanjian baru. Tuhan mengangkat kita menjadi imamat yang rajani. Kita berfungsi sebagai imam. Seorang imam berfungsi untuk melakukan perkara-perkara yang besar maupun kecil. Dengan diangkatnya kita sebagai imam maka kita dapat bergaul karib dengan Tuhan. Roh Kudus telah memfungsikan kita untuk melakukan perkara yang besar. Dan kalau Tuhan bisa memfungsikan saya (Pdt. Alex T.) maka Tuhanpun akan memfungsikan kita semua. Amin. |
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.