26 Februari 2012

Hormat, Setia dan Rindu Kepada Roh Kudus

Hormat, Setia dan Rindu Kepada Roh Kudus PDF Print E-mail
Written by Multimedia Graha Bethany   
Friday, 24 February 2012 09:19
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat Bacaan: 2 Petrus 1:5-8

Yesus pernah bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Hal ini ditanya oleh Yesus sebanyak tiga kali agar Petrus mengasihi Tuhan tidak hanya berdasarkan doktrin saja. Semua agama juga mengasihi allahnya. Lebih dari itu, Allah menjadi manusia dan Ia mati dan bangkit, naik ke Sorga dan saat ini Roh Kudus datang sejak hari Pentakosta. Kita percaya saat ini bahwa Roh Kudus hadir di tengah-tengah kita.
Tuhan menginginkan bukan hanya kita mengasihi Tuhan, tetapi juga agar kita selalu rindu akan Tuhan. Kasih tanpa kerinduan sama dengan iman tanpa perbuatan atau harap tanpa ketekunan. Petrus mengerti bahwa ia harus tetap rindu kepada Tuhan, untuk itu Petrus mengajarkan dari mana pondasi kita mengasihi Tuhan.

Pertama, Menghormati Roh Kudus
Pengertian tentang Kerajaan Allah adalah setiap Roh Kudus ada, maka di sana ada Kerajaan Allah. Demikian sekarang, dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, Roh Allah hadir. Mengenai kehadiran Roh Allah tidak cukup sekedar diketahui tetapi kita harus menghormatiNya. Sebagai gambarannya adalah bangsa Israel, dimana saat bangsa Israel menghormati kehadiran Roh Allah maka mereka semua diberkati dan berhasil, tetapi sebaliknya, pada saat mereka tidak menghormati maka mereka mengalami musibah. Daud percaya bahwa dalam Tabut Perjanjian ada Allah, tetapi ketika dia tidak menghormatinya, maka musibah terjadi. Sedangkan Obed Edom tahu menghormati Roh Kudus sehingga hidupnya beserta seluruh isi keluarganya dalam waktu singkat (tiga bulan) diberkati oleh Tuhan. Oleh karena itu jangan sekali-kali kita mengabaikan kehadiran Roh Allah di tengah-tengah kehidupan kita, tetapi biarlah kita menghormatinya sebab Dia adalah pribadi yang lembut.

Kedua, Setia kepada Roh Kudus
Selanjutnya, kita menghormati Roh Kudus saja tidak cukup, karena kita mengikut Tuhan bukan satu atau dua hari saja. Untuk itu, kita perlu setia kepada Roh Kudus. Memang terkadang kita labil dan lemah, tetapi kita percaya bahwa walaupun kita tidak setia, Dia tetap setia. Dia tetap mencintai kita. Sebab itu, dalam cengkeraman Roh Kudus kita harus tetap setia kepada Roh Kudus agar kita dapat menguasai diri. Sebab dengan penguasaan diri, harapan kita bisa terpenuhi. Orang berharap adalah untuk waktu jangka panjang, dan ketika seseorang berharap, maka diperlukan kesabaran, ketekunan terlebih itu adalah kesetiaan. Tuhan ingin kita berlaku setia kepadaNya, sebab kesetiaan akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa dari Tuhan. Firman Tuhanpun menasehatkan, ”Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong” (Amsal  19:22)
Memang umur dibatasi oleh akhir hayat kita. Kalau kita setia kepada Dia, maka Dia terus memimpin dan membimbing kita. Namun apabila kita tidak setia, maka harapan kita tidak terpenuhi. Selain itu, dengan pengalaman kesetiaan itu, kita menjadi saleh dan suci. Kita percaya bahwa orang yang suci yang pantas mengatakan “aku cinta Tuhan.” Kalau kita hidup dalam kebenaran, maka kita pasti juga dicintai Tuhan.

Ketiga, Selalu Rindu kepada Roh Kudus
Orang yang mengasihi Tuhan dan dicintai Tuhan, ia akan menghormati, setia dan selalu rindu kepada Roh Kudus. Dengan ketiga poin di atas akan mewujudkan “kasih.”
1 Korintus 13:13 dan 14:1 berkata, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.” “Iman” adalah menghormati Roh, “harap” adalah setia kepada Roh Kudus dan “kasih” adalah kerinduan kepada Roh Kudus.
Orang yang mengasihi dan dikasihi Tuhan akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa dari Tuhan. 1 Korintus 2:9 berkata, “Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Demikian juga, Amsal berkata, orang yang tidak punya wahyu akan menjadi liar atau terhukum.
Pada saat kita tidak bisa berbuat apa-apa, maka Roh Kudus yang kita kasihi dan mengasihi kita akan memberikan kita hikmat. Orang yang mengasihi dan dikasihi Tuhan selalu mendapat pikiran Tuhan. Kalau berbicara tentang pikiran Tuhan, maka kita tidak dapat menilainya dengan logika kita sehingga terlihat aneh. Abraham dalam perjalanan hidupnya menghadapi tantangan dan rintangan, tetapi selalu ada jalan keluar bagi dia. Demikian juga dengan tokoh-tokoh lain dalam Alkitab. Tanpa pikiran Tuhan, kita tidak mampu menghadapi dunia ini.

Mazmur 127:1-2 berkata, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”
Tuhan sangat rindu kepada kita (Baca: Mazmur 139:6-12). Roh Kudus sudah manunggal dengan kehidupan kita sehingga kemanapun kita pergi, Dia selalu berada dalam hidup kita. Tetapi seringkali kita tidak hormat, setia, dan rindu kepada Roh Kudus. (Baca: Kidung Agung 5:2-8). Tuhan datang dengan mengetuk pintu, tetapi sang kekasih tidak menanggapinya. Tiba-tiba dia sadar, lalu membuka pintu, ternyata Tuhan sudah pergi. Kekasih ini lalu mencari Tuhan, tetapi tidak menemuinya. Artinya, kesabaran Tuhan ada batasnya. Kalau Roh Kudus sudah meninggalkan gereja Tuhan, maka sekalipun kita menjerit mencarinya, maka tidak akan menemukannya.
Oleh karena itu dalam kidung agung dituliskan “-- Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.” (Kidung Agung 8:6-7) Amin

http://iix.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification