6 Oktober 2011

Komal: Service learning

Service Learning
Mengenai komunikasi antara saya dan teman kelompok saya, serta pemilik tempat service learning kelompok kami, saya hanya memiliki sedikit masalah saja.
Jika mengenai anggota kelompok, saya tidak begitu ada masalah. Cuma, terkadang ada masalah komunikasi, yaitu tempat tinggal kelompok kami hampir berbeda semua, dan jika di sms oleh ketua kelompok, hanya sedikit yang membalas. Jadi sering juga kami menentukan sesuatu secara mendadak ketika bertemu di kuliah. Juga terkadang ada masalah bertemu karena perbedaan jam kelas. Sebenarnya beberapa anggota kelompok kami agak meremehkan tugas-tugasnya (seperti saya juga) dan itu cukup menghambat, karena akhirnya harus dikerjakan h-2 atau bahkan h-1.

Namun, kelompok kami kompak, dan mudah untuk berdiskusi, meskipun kadang susah untuk saling bertemu. Di kelompok kami, semua memiliki suara, ketua maupun anggota semua merata, yang artinya kelompok kami memegang prinsip low power, setiap orang memiliki kekuasaan yang sama dalam kelompok. Serta collectivist dan juga high-context, yang berarti setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas kelompok, dan juga saling memberi ide untuk apa yang hendak dilakukan oleh kelompok kami.
Setiap anggota kelompok juga tidak jarang untuk bertanya hal yang sama mengenai tugas, hal itu dengan maksud agar semua tugas-tugas menjadi jelas, tidak ada yang ambigu dan tidak ada yang masih bingung di antara setiap anggota kelompok (high context). Jadi menurutku kelompok komalku overall bagus sekali.
Jika berhubungan dengan co-mentor, semua lancar, pembicaraan cepat nyambung, dan asik. Cuman, kalau lagi berkumpul, terkadang co-mentornya masih ada kelas, jadi berkumpul tanpa co-mentor. Meskipun begitu, ketik abertemu dengan co-mentor, dia selalu detil dalam bertanya sudah ini-itu atau belum berkenaan tugas service learning itu. Dia juga selalu menanyakan dan memberitahu apa yang diminta oleh dosen/mentor mengenai tugas komal ini. Dia melakukan itu agar setiap anggota kelompok kami paham dan ingat apa yang harus dilakukan (Low-Ambiguity-Tolerant).
Mengenai mentor, terkadang ada masalah, karena jarang sekali kami bisa bertemu dengan mentor kelompok kami, kami juga tahu tugas-tugas dan apa yang harus dilakukan dari co-mentor, bukan dari mentor kami. Memang sih, karena mentor baru didapatkan kira-kira 2 minggu setelah tugas dimulai. Tapi meskipun begitu tugas kami juga bisa selesai. Karena apa yang tidak bisa disampaikan dari dosen/mentor kami, disampaikan kepada co-mentor kami.
Dengan pihak yang akan kami kunjungi, ada 2 pembina, suami-istri. Dengan bu dince. Kami tidak memiliki masalah, bahkan dia mendukung service learning kami, terutama yang integrity. Pertemuan pertama kami hanya dengan bu dince, dan kami masih baru menanyakan apakah bisa atau tidak. Ketika pertemuan kedua, kami berbicara dengan pak charles. Tetapi dengan pak charles, kami memiliki sedikit masalah, misalnya hanya mendapat 1 jam serivce learning, itu dapat dimaklumi karena beliau mengatakan bahwa waktu istirahat anak-anak itu hanyalah hari sabtu. Memang dalam mengatur ini, kita yang merupakan tamu harus menaati waktu dan aturan yang disediakan oleh pengurus itu, kita tidak boleh sewenangnya (High Power).
Namun, dia juga meminta agar kami mengajari anak-anak dari buku, padahal itu tidak ada hubungannya dengan service learning kami. Jadi saya perseorangan merasa bahwa pak charles tidak begitu memahami apa maksud kedatangan kelompok kami.
Kejadian dengan pak charles ini membuatku mempunyai persepsi yang kurang baik mengenai pak charles, yaitu memaksa. Padahal itu belum tentu benar, jika dikaitkan dengan komal, ini merupakan. Memang itu kurang baik, jadi aku akan berusaha untuk menghilangkan persepsi buruk itu.
Berkaitan dengan LIGHT, kurasa dalam semua kegiatan service learning, yang pling terlihat adalah masalah integrity, yaitu niat dan semangat untuk menyelesaikan dan melaksanakan tugas dan apa yang memang harus dilaksanakan. Karena beberapa anggota kelompok kami agak malas-malasan dalam mengerjakan tugas (Termasuk saya). Tetapi kami akhirnya membuat tekad dan bisa menyelesaikan tugas-tugasnya tepat waktu. Dalam hal ini saya perseorangan merasa bisa menjadi lebih mandiri dan berkembang (Growth). Service learning ini bagus juga, karena melatih orang informatika yang umumnya pendiam, menjadi berani untuk berbicara di dalam kelompok dan kepada orang lain. Yang terpenting adalah love. Di dalam service learning ini kita tidak boleh lupa bahwa kita ini mengajari anak panti asuhan, yang berarti kita juga harus membantu meringankan beban mereka semua.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Agak bingung. Service learning, apa aja sih yg dilakukan? Service apa & learningnya apa?

Anonim mengatakan...

Agak bingung...bacanya. Service learning kegiatannya apa saja? Serviceny seperti apa dan learningnya seperti apa.

Vincent utomo mengatakan...

Ini sesuai komal kok. Materi kuliah. Tugasnya bgni

Vincent utomo mengatakan...

Jadi krn tugas nggk bgtu nyambung klo nggk ikut kuliahnya. :P

Service learning tu kyk ngajari ttg materi ap. bs dipilih

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification