7 Mei 2010

Renungan Harian Online: Ujian Kesabaran

Ujian Kesabaran

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/ 

Ayat bacaan: Kejadian 40:23
========================
"Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya."

ujian kesabaranPernahkah anda merasa kesal ketika apa yang anda katakan dilupakan orang? Bagi saya itu seperti sebuah ujian kesabaran. Sebagai pengajar seringkali saya merasa kesal ketika siswa-siswi saya lupa terhadap apa yang sudah saya ajarkan. Padahal saya sudah mengulang-ulang pelajaran agar diingat, dan seharusnya mereka bisa mencatat dan kemudian membaca kembali sebelum pelajaran berlangsung. Tidak jarang pula mereka sudah lupa padahal baru saja saya katakan. Atau ketika mereka mengaku lupa mengerjakan tugas, atau malah ketika mereka lupa ada jadwal kuliah. Merasa kesal ketika menghadapi kelupaan seseorang adalah hal yang kita alami sehari-hari. Anggaplah itu sebuah ujian kesabaran, karena kita sendiri yang repot jika kita terus membiarkan diri kita dikuasai kekesalan.


Mari kita lihat sebuah contoh mengenai kelupaan yang jauh lebih buruk dari yang biasa kita alami dalam Alkitab melalui kisah Yusuf. Ketika Yusuf berada dalam penjara, Yusuf mengartikan mimpi dari seorang kepala juru minum dan juru roti yang sama-sama sedang dipenjara bersamanya. Mimpi itu mengarah kepada kebebasan juru minum dan kematian juru roti tu dalam waktu 3 hari. Yusuf pun berpesan kepada sang juru minuman seperti ini: "Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini." (Kejadian 40:14). Tepat seperti yang diartikan Yusuf, 3 hari kemudian semua itu terjadi. Sang Juru minuman yang telah bebas seharusnya mengingat Yusuf dan mengupayakan dengan serius agar Yusuf pun bisa menghirup udara kebebasan lagi. Tapi apa yang terjadi? Ia melupakan Yusuf. Alkitab mencatatnya demikian: "Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya." (ay 23). Bayangkan seandainya kita di posisi Yusuf, tidakkah kita akan kesal? Ini bukan berbicara mengenai satu-dua hari, tetapi dalam Alkitab kita mengetahui bahwa Yusuf dilupakan selama dua tahun! (41:1). Artinya Yusuf harus mengurut dada dan bersabar selama itu, dan selama masa penantian itu dia tidak tahu kapan ia akan mendapatkan kebebasannya. Hanya menanti dan terus menanti, berharap dan terus berharap. Setelah 2 tahun, akhirnya juru minuman itu mengatakan kepada Firaun mengenai Yusuf (ay 9) dan Yusuf pun mendapatkan kembali kebebasannya.

Apa yang dialami Yusuf adalah sebuah contoh ekstrim bagaimana kita harus bersabar menghadapi kelupaan seseorang. Dua tahun menanti tanpa kepastian dalam penjara yang gelap dan pengap, itu tentu berat bukan? Belum lagi rasa kecewa atau sakit hati yang mungkin timbul karena merasa dilupakan atau malah dikhianati. Tapi Yusuf tampaknya tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh emosi atau dendam seperti itu. Yusuf juga tidak membiarkan dirinya menyerah dalam keputus-asaan. Apa yang menjadi kunci dari kesabaran Yusuf mengalami berbagai masalah adalah penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Kita bisa melihat hal itu dalam beberapa ayat, seperti "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya.."(39:2) atau "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu." (ay 21). Yusuf menyadari betul bahwa dalam proses yang tidak mengenakkan sekalipun, Tuhan ada besertanya, dan itu lebih dari cukup untuk membuatnya bisa bersabar menghadapi masalah. Tidak saja Yusuf yang menyadari, tetapi penyertaan Tuhan itu pun dapat dirasakan oleh orang-orang yang berhadapan dengannya. "Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya..." (ay 3-4a). Firaun sekalipun bisa merasakan bahwa Yusuf adalah "seorang yang penuh dengan Roh Allah." (41:38). Itu kunci dari sikap Yusuf agar bisa terus bersabar, karena jelas jika ia mengandalkan kemampuan dirinya sendiri untuk bersabar hanyalah akan sia-sia saja.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita tengah diuji menghadapi batas-batas kesabaran kita saat ini? Apakah situasi sudah membuat anda kesal dan tertekan hingga mulai kehilangan kesabaran? Apakah orang-orang disekitar anda saat ini tengah mencoba menguji kesabaran anda? Ini saatnya untuk melihat kisah Yusuf. Seperti halnya Yusuf, Tuhan pun telah berjanji bahwa Dia akan selalu menyertai kita pula. "..Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5). Sadarilah bahwa dalam kondisi tidak mengenakkan sekalipun sesungguhnya Tuhan ada bersama kita. Let's check our resource, find Him in our hearts, and feel that He actually IS with us all the time. Dan kesabaran kita tidak akan pernah sia-sia. Jika anda merasa tidak bisa sabar lagi hari-hari ini, bersandarlah pada Tuhan yang selalu ada bersama diri anda. Jangan pernah ragukan kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup anda, sehingga anda tidak perlu lagi tertekan oleh kekesalan. Bersabarlah menunggu waktu Tuhan, dan pegang terus dengan keyakinan teguh bahwa Tuhan mengasihi dan menyertai anda. Let's fight our impatience with trusting Him!

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12)

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification