Janji Tuhan Pasti Digenapi
Written by Multimedia Bethany Graha
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Nantikanlah Tuhan ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu ! Ya, nantikanlah Tuhan.”
(Mazmur 27:14)
Firman Tuhan penuh dengan janji-janji yang akan dinyatakan dalam
kehidupan kita, salah satunya janjiNya : ”Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Dan janji-janjiNya itu pasti akan
digenapi, asalkan kita bersedia untuk senantiasa menantikan Tuhan. Lalu,
“mengapa kita harus menantikan Tuhan ?” firman Tuhan menasehatkan :
”tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;
mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi
lelah” (Yesaya 40:31). Selain itu ada suatu nasehat seperti yang
tertulis dalam Yosua 1:9 : ” . . . kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau,
ke mana pun engkau pergi.””Nantikanlah Tuhan ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu ! Ya, nantikanlah Tuhan.”
(Mazmur 27:14)
Saudara, beberapa nasehat yang tertulis pada ayat-ayat tersebut bukan hanya sekedar untuk menghibur hati kita, tetapi untuk diterapkan dalam kehidupan kita, karena apabila nasehat ini kita lakukan maka ada suatu dampak yang besar terjadi dalam kehidupan kita. Dan untuk melakukan hal ini diperlukan suatu keberanian dalam diri kita, karena di dalamnya ada harga yang harus kita bayar; baik ketekunan, kesabaran maupun kesetiaan. Dari ketiga hal ini kerapkali kita abaikan sehingga kadang-kadang muncul dalam benak kita : “mengapa Tuhan belum memberi jawaban atau mendengar doaku?”. Dan pada akhirnya kita beranggapan bahwa Tuhan terlalu lambat untuk menolong kita.
Lalu, apa yang menyebabkan Dia lambat-lambat untuk memberi jawaban atas apa yang kita minta? Yang menyebabkan jawaban itu tertunda adalah : kita berada dalam posisi yang tidak benar dihadapan Tuhan. Karena sebenarnya bukan kita yang menunggu jawaban dari Tuhan melainkan Tuhanlah yang menunggu kita untuk bertobat dan mengerti pikiranNya. Tuhan ingin adanya satu persepsi, dimana pikiran Kristus dan pikiran kita adalah sama yaitu pikiran rohani bukan duniawi. Manusia duniawi tidak bisa menerima pikiran Allah. Untuk mempersamakan pikiran kita terhadap pikiran Kristus, maka kita harus melekat kepada Tuhan dan mau diajar oleh Tuhan sampai pikiran Kristus benar-benar kita miliki. Paulus berkata “karena aku memiliki pikiran Kristus maka segala kuasa Allah mengalir keluar.” Pada waktu Yunus tidak sepikir dengan pikiran Tuhan dan dia lari dari Tuhan, maka ia mengalami musibah. Tetapi setelah bertobat dan berjalan sesuai dengan pikiran Tuhan maka diselamatkanlah seluruh kota Niniwe dan terjadilah kebangunan rohani yang luar biasa. Dan untuk memahami hal ini tidak mudah, oleh karena itu kita harus senantiasa membangun hubungan dengan Kristus.
Salah satu contoh tokoh Alkitab yang tidak sabar menunggu janji Tuhan adalah Abraham. Abraham telah menerima janji Allah, dimana dia akan menjadi bapak yang mempunyai banyak keturunan, namun sampai usia lanjut dia masih belum mendapatkan janji itu, dan akhirnya dia melakukan tindakan yang salah. Abraham mengambil Hagar menjadi gundik untuk membantu janji Tuhan yang akan dipenuhi. Kelemahan Abraham dan istrinya telah menimbulkan terjadinya suatu masalah rumah tangga karena tidak sabar menunggu. Mengapa Abraham harus menunggu begitu lama ? Abraham menunggu begitu lama karena Allah menunggu sampai rahim sarah ”mati”, sehingga Abraham mengerti janji Allah. Karena selama rahim sarah masih memungkinkan punya anak yang merupakan kemampuan manusia maka Abraham tetap belum mengerti tentang janji Tuhan.
Karena dengan ketidak sabaran daripada Abraham dalam menunggu janji Tuhan maka muncullah Ismael. Dan akibatnya dari keluarga ini ada permusuhan terus menerus. Oleh sebab itu nantikanlah Tuhan dengan sabar dan mengoreksi diri sendiri, karena apabila kita melakukan tindakan yang salah maka semuanya akan menjadi salah. Pada waktu Abraham menerima janji Tuhan dia tetap berusaha menggunakan kekuatannya sendiri, padahal janji Tuhan itu Ya dan Amin. Lamanya jawaban Tuhan disebabkan karena Abraham berusaha membantu Tuhan dengan cara mengambil Hagar untuk menjadi gundiknya supaya mendapatkan keturunan.
Mungkin saat ini kita sedang menunggu janji Tuhan begitu lama, tetapi jangan kuatir karena Allah sedang menunggu sampai kemampuan kita ”mati” sehingga kita berkata “Tuhan, aku tidak mampu”. Tetapi bukan berarti kita tidak boleh menggunakan kemampuan yang telah diberikan Tuhan kepada kita; maksudnya adalah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus melibatkan dan mengandalkan Tuhan, karena Dia adalah sumber dari segala sesuatu, termasuk kemampuan kita. Dan apabila saat ini segala usaha kita mengalami kegagalan, maka jangan panik tetapi berdiam dirilah dihadapan Tuhan karena Allah akan memberi pengertian kepada kita apa yang menjadi maksud dan kehendakNya; selain itu Tuhan tidak pernah lalai akan janjiNya seperti yang tertulis dalam II Petrus 3:9 ”Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
Saudara, kalau kita keturunan Abraham maka kita memiliki hak waris. Allah berjanji bahwa kita mendapat hak waris dan hak waris itu sudah syah karena yang memberikan warisan itu sudah mati. Dalam Ibrani 9 dikatakan : “warisan itu syah kalau yang memberi warisan itu sudah mati.” Yesus sudah mati selain Dia telah bangkit, oleh karena itu kita berhak mendapat warisan. Tetapi mengapa sampai saat ini kita masih menunggu atau belum diberkati, karena kita belum mencapai akil balig atau dewasa, seperti yang tertulis dalam Galatia 4:1 ”. . . . selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu.”
Kalau seseorang belum dewasa diberi warisan maka bisa terjadi seperti kisah anak yang terhilang. Sebelum orang mencapai akil balig maka harus ada walinya. Perwalian dan penguasaan sampai pada saatnya ditentukan oleh bapaknya. Sebenarnya kita mempunyai hak tetapi tidak bisa menikmati karena masih dalam pengawasan. Jawaban Tuhan tergantung keberadaan kita, karena semakin kita mengerti kehendak Allah maka doa kita akan semakin cepat didengar oleh Tuhan.
Pertumbuhan rohani tidak tergantung oleh waktu, karena Tuhan katakan, ”yang dahulu menjadi terkemudian dan yang terkemudian bisa menjadi yang terdahulu.” Asal kita beribadah dan berdoa sungguh-sungguh serta berjalan dalam kebenaran, maka kita akan digolongkan orang yang sudah akil balig, sehingga kita layak untuk diberkati. Daripada kita jatuh dalam dosa maka Tuhan tunggu sampai kita mencapai akil balig. Oleh karena itu jangan putus asa apabila harus menunggu apa yang sudah dijanjikanNya kepada kita. Amin.Sumber: http://www.bethanygraha.org