11 November 2013

Dampak Dalam Hadirat Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah.
Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik. Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.
Keluaran 40:34-38
Dalam ayat bacaan di atas telah menceritakan dimana kehadiranNya memenuhi kemah suci sampai musa tidak dapat masuk dalam kemah pertemuan sebab awan itu hinggap di kemah suci dan kemuliaan Allah memenuhi kemah suci. Untuk itu perlu saudara ketahui bahwa mulai hari ini sampai selanjutnya kemuliaan Allah ada pada kita. Ini tidak semua, tetapi selama saudara menghormati hadirat Tuhan pasti mendapat kemuliaan dari Allah. Saudara tidak perlu mengejar atau mencari nafkah dengan kekuatiran atau berusaha mencapai kedudukan yang tinggi, sebab saya (Pdt. Abraham Alex T.) percaya bahwa urapan Allah membawa saudara kepada kemuliaan Tuhan. Dan mulai hari ini, baik itu dalam rumah tangga, dalam pekerjaan maupun dalam masyarakat engkau mulai dimuliakan Tuhan. Ayat ini sederhana, dimana menceritakan bahwa ketika awan itu naik maka berangkatlah bangsa Israel, kalau awan itu tetap maka bangsa Israel tetap ditempat dan tidak melanjutkan perjalanannya.

Saudara ketika kita tinggal dalam hadiratNya maka kita mendapatkan kemuliaan yang luar biasa. Apapun keadaan dan kondisi kita. Dan pada waktu hadirat Tuhan datang, saudara terasa dingin dan panas tetapi saudara tidak menggigil. Demikian yang terjadi pada Musa dimana awan telah memenuhi kemah suci sampai Musa tidak dapat masuk bahkan imam-imam itu rebah karena imam-imam itu tidak tahan kemuliaan Tuhan. Suasana, kondisi maupun keadaan seperti ini tidak dapat digambarkan dengan kata-kata namun dapat dirasakan dan dinikmati. Yang pasti di dalamnya mengandung damai sejahtera yang tidak dapat diceritakan.

Selanjutnya, apabila kita membaca dalam II Tawarikh 5:11-14, maka kita akan temukan ”para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing. 5:12 Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah,  berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan  kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup nafiri. 5:13 Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, 5:14 sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.” Dengan demikian saya (Pdt. Abraham Alex T.) rindu seluruh jemaat tenggelam dalam hadirat Tuhan yang dahsyat itu, karena seperti yang saudara ketahui bahwa tubuh kita adalah rumah Allah. Ketika bangsa Israel melihat dengan mata kepala  bahwa kemuliaan Allah dinyatakan dan tentunya banyak terjadi mujizat.

Saudara, kita akan melihat beberapa peristiwa dimana kemuliaan Allah dinyatakan melalui kehadiranNya di tengah-tengah umatNya, seperti yang tertulis dalam II Samuel 6:1, dimana ”Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya.” Hal ini tidak ubahnya dengan gedung gereja ini yang memiliki kapasitas untuk memuat tiga puluh lima ribu orang. Untuk itu saya (Pdt. Abraham Alex T.) rindu gedung gereja ini dipenuhi jemaat yang memuji dan menyembah Dia. Dalam II Samuel 6:5-7 diceritakan bahwa ketika Daud mengusung Tabut Perjanjian tersebut menggunakan kereta, padahal seharusnya dipikul. Orang menyangka Tabut Perjanjian di lain tempat akan mengalami kematian rohani, sehingga harus diletakkan di atas kereta yang ditarik oleh lembu, padahal sebenarnya harus dipikul oleh empat orang. Bahkan oleh karena keteledorannya dalam memperlakukan Tabut Perjanjian (hadirat Tuhan) sehingga terjadi sesuatu yang fatal, dimana ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia.

Kalau kita kembali meneliti kata ”dipikul,” maka di dalamnya mengandung pengertian bahwa sidang jemaat harus memikul bersama-sama atau dengan kata lain melibatkan diri untuk memuji dan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, sebab Tuhan ada di sini. Oleh sebab itu orang yang percaya bahwa Yesus ada dalam dirinya maka rohaninya menjadi hidup. Dalam kisah ini tidak hanya sampai pada pengusungan atau kembalinya Tabut Perjanjian pada bangsa Israel namun dampaknya setelah Tabut Perjanjian itu kembali. Dimana tabut perjanjian itu diangkut ke kota Daud dan kota Daud diberkati Tuhan, dan Daud menjadi raja bangsa Israel selama 40 tahun. Dampak Tabut Perjanjian (hadirat Tuhan) tidak hanya terjadi di kota Daud saja, namun di tempat lainpun dampaknya juga luar biasa asalkan Tabut Perjanjian (hadirat Tuhan) dihormati, seperti yang tertulis dalam II Samuel 6:11-15, dikatakan : ”Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya, . . . . ”

Saudara, memang ada dua jalan kita dapat menerima firman Tuhan baik itu melalui penyampaian dari seorang hamba Tuhan maupun melalui  membaca, tetapi kita juga mendengar dari dalam diri kita yaitu dari roh kita. Dan disitu akan keluar hikmat, akal budi dan wahyu. Karena dengan hikmat (wisdom) kita dipimpin oleh Roh Allah. Dan tidak masalah sejauh mana pertumbuhan kerohanian kita, karena yang terutama adalah Tuhan hadir dalam hidup kita. Sebab dengan kehadiran Allah kita mengalami dampak yang luar biasa dimana kita dimuliakan Allah, Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification