Mata Yang Tertuju Pada Yesus |
Written by Multimedia Graha Bethany |
Thursday, 01 August 2013 09:56 |
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ditengah-tengah keadaan jaman yang semakin buruk, kita temukan banyak
orang-orang yang mulai menyimpang dari norma-norma kehidupan yang
sebagai mana mestinya harus mereka lakukan. Dan banyak orang mulai
kehilangan akal sehat, semata-mata hanya oleh karena materi. Dan hal ini
tidak hanya dilakukan oleh orang-orang di luar Tuhan, tetapi beberapa
anak Tuhanpun juga melakukan hal yang sama dengan apa yang mereka
lakukan. Untuk itu marilah kita renungkan ayat bacaan diatas sebagai
landasan kita untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus dan mata yang
tertuju kepada Yesus.I Korintus 10:1-4 “Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.” Pada ayat bacaan di atas sangat berkaitan dengan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan (Mesir) untuk menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan. Sepanjang perjalanan Allah telah menyatakan perlindunganNya atas mereka, sehingga bangsa Israel dengan mata kepala mereka sendiri telah melihat bahwa Allah sangat memperhatikan mereka. Dan bukti penyertaan Allah diwarnai tanda khusus yang berupa tiang awan pada siang hari, selain supaya mereka tidak mengalami panas terik yang begitu menyengat, dan tiang api pada malam hari yang memberi kehangatan (Keluaran 13:20-22). Pada kalimat berikut terdapat kata-kata “dibawah perlindungan awan dan melintasi laut” yang digambarkan sebagai baptisan. Karena hal ini merupakan gambaran kelahiran baru yaitu dengan keluarnya mereka dari perbudakan (tanah Mesir), maka mereka harus mengalami peristiwa tersebut. Lalu, sejauh mana pentingnya kita harus mengalami kelahiran baru ? jawabannya ada di dalam Yohanes 3:5-7 : Jawab Yesus : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.” Dahulu mereka telah diperbudak yaitu dibawah kekuasaan Firaun, tetapi setelah dibebaskan maka mereka dipimpin oleh Allah sendiri. Walaupun dalam berbagai sisi mereka diperhadapkan dengan kondisi yang tidak menguntungkan yaitu baik dikejar-kejar oleh tentara Mesir dan dihadapan mereka terhalang oleh laut Kolsom, tetapi Allah menyatakan kuasaNya sehingga mereka dapat keluar dari kematian dengan melintasi laut kolsom yang terbelah menjadi dataran yang kering, sedangkan pasukan Mesir yang mengejar bangsa Israel harus mengalami kematian karena ditelan oleh laut Kolsom. Dan sejak saat itulah orang Israel disebut sebagai anak-anak Allah. Meskipun mereka harus masuk daerah padang pasir, tetapi mereka tetap digembalakan oleh Allah melalui perantaraan Musa. Dan suatu saat Musa diperintahkan untuk membuat bait Allah (Tabernakel), sebab Allah ingin bergaul lebih dekat lagi dengan umatNya (Keluaran 40:34-38). Saudara, dalam kisah perjalanan bangsa Israel, Allah senantiasa menyatakan mujizat dan penyertaanNya sebagai bukti kasihNya terhadap bangsa Israel, selain Allah rindu supaya mata bangsa Israel hanya tertuju kepada Dia. Namun kenyataannya, dalam perjalanan hidup dan ibadah bangsa Israel pada waktu itu telah mengalami perubahan. Mereka tidak mencari Allah setiap hari, tetapi pandangan mereka cuma terfokus pada berkat-berkatNya saja (hal-hal jasmani). Misalnya apabila mereka tidak ada makanan maka mereka bersungut-sungut. Bahkan mereka sampai membuat patung lembu emas untuk disembah. Mereka tidak menyembah Allah secara langsung, sehingga ditengah perjalanan mereka banyak yang mati. Mengapa mereka sampai mengalami hal yang mengerikan ? Karena mata mereka tidak tertuju pada Allah maupun mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, melainkan mereka hanya mencari berkatNya saja (I Korintus 10:3-5). Ternyata keadaan seperti ini tidak hanya terjadi pada jaman Musa saja, tetapi jaman Tuhan Yesuspun hal ini juga terjadi, dimana banyak orang berbondong-bondong mengikut Yesus karena dapat makan sampai kenyang, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:25-26 “Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang (Yesus memberi makan lima ribu orang). Saudara, apakah keadaan seperti itu hanya terjadi pada jaman Musa atau pada jaman Tuhan Yesus ? Tidak !. Hal ini juga terjadi pada jaman sekarang, dimana banyak orang Kristen pergi gereja bukan untuk mencari Tuhan, tetapi yang mereka cari adalah berkat-berkatNya saja. Bukankah firman Tuhan mengatakan : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Jadi hal utama yang perlu kita cari adalah si pemberi berkat, dan bukan berkatNya saja. Dan apabila hal ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita, maka apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (I Korintus 2:9). Selain itu Allah juga menasehatkan kepada kita, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:27-29 : “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah? Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Saudara, beberapa gambaran dan nasehat di atas bertujuan supaya pandangan kita hanya tertuju pada Yesus, walaupun secara kasat mata kita tidak melihat tiang awan maupun tiang api, tetapi dengan iman kita telah memandang Allah dan perlindunganNya setiap hari. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita hanya kepada Yesus, karena keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, dan di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Rasul 4:12). Amin Sumber: http://iix.bethanygraha.org/ |
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.