Citra Diri Anak Allah |
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/ Written by Multimedia Graha Bethany | |
Monday, 11 June 2012 09:48 | |
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Kalau kita memperhatikan ayat yang telah kita baca diatas, disitu
dijelaskan bahwa oleh kasih karuniaNya yang besar maka kita layak
disebut sebagai Anak Allah. Dan apabila kita sudah menjadi anak-anak
Allah, maka di dalam diri kita harus ada perbedaan terhadap orang-orang
yang belum mengenal Allah. Sebab saat kita percaya pada Tuhan Yesus,
maka kita telah dilahirkan kembali dan citra Allah ada pada kita
(Yohanes 3:5). Dan sebagai tanggungjawab kita adalah memelihara dan
membuktikan bahwa kita adalah benar-benar anak Allah.I Yohanes 3:1-2 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” Ketika Tuhan Yesus berpuasa selama 40 hari, Dia telah dicobai oleh iblis. Tetapi Dia telah menang atas pencobaan yang dilancarkan oleh iblis. Mengapa Dia bisa menang atas pencobaan ?. Dia menang karena Dia telah mematikan kedaginganNya ketika dalam wujud seorang manusia. Bukti bahwa Dia telah mematikan kedaginganNya yaitu saat Dia dicobai untuk merubah batu menjadi roti. Tuhan Yesus melawannya dengan firman. Tuhan Yesus merasa lapar setelah berpuasa dan Ia membutuhkan makanan, tetapi bukan berarti Dia harus memaksakan diri untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara menuruti keinginan iblis, namun Dia lebih taat terhadap apa yang menjadi kehendak Bapa di sorga. Dia tahu bahwa manusia hidup bukan oleh roti saja atau sesuatu jasmani, tetapi oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah, dalam artian bahwa kita dapat hidup oleh perkara-perkara rohani. Dari kisah di atas menyatakan bahwa Tuhan Yesus ingin menunjukkan bagaimana kita menjadi anak-anak Allah. Oleh sebab itu kita harus mampu menunjukkan citra diri kita sebagai anak-anak Allah, seperti yang diteladankan oleh Tuhan Yesus. Dan janganlah kita kecil hati dan merasa tidak mampu melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Tetapi percayalah bahwa kita mampu melakukan kehendak Tuhan karena Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita memiliki kemampuan yang luar biasa. Kita lihat Adam dan Hawa, ketika mereka mendapat hembusan nafas Allah maka mereka memiliki kuasa dan urapan, sehingga kemuliaan Allah memenuhi Adam dan Hawa. Demikian dalam kehidupan kita, apabila sudah ada kuasa Allah melalui karya Roh Kudus maka kita harus menjaganya supaya citra diri sebagai anak Allah tidak jatuh. Sebab apabila citra diri anak Allah jatuh maka citra diri kita menjadi rendah seperti binatang, contohnya orang yang mempercayai tentang horoskop atau sio. Mereka menyamakan dirinya dengan binatang sesuai lambang-lambang horoskop atau sio tersebut. Orang yang mempercayai horoskop atau sio pasti memiliki kecenderungan untuk tidak bergantung kepada Tuhan tetapi bergantung kepada nasib sesuai dengan horoskop atau sio mereka. Tetapi kita sebagai anak Allah tentunya tidak percaya pada nasib karena Allah yang kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus mempunyai rancangan yang indah dan sanggup memenuhi segala kebutuhan kita. Dalam Injil Matius berkata : "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, . . . . .” (Matius 6:25-26). Hal inilah yang membuat kita tidak punya alasan untuk kuatir akan hidup ini. Kita lihat contoh yang lain yaitu kisah perjalanan bangsa Israel yang telah melakukan perjalanan selama 40 tahun menuju tanah perjanjian, mereka tidak pernah mengalami kelaparan walaupun perjalanan mereka melintasi daerah yang kering yaitu padang gurun, tetapi buktinya mereka dipelihara Tuhan walaupun mereka dalam jumlah yang sangat besar. Begitu pula kita, mungkin saat ini mengalami pergumulan yang sangat berat. Maka tetap percayalah bahwa Tuhan tidak sekali-kali meninggalkan kita selama kita menjaga citra diri sebagai anak Allah. Bahkan, meskipun di negeri ini telah mengalami krisis yang hebat, kita harus tetap yakin bahwa Allah sanggup memelihara kita. Tetapi apabila dalam diri kita muncul kekuatiran walaupun kecil, maka janji-janji Allah tidak akan tergenapi dalam diri kita, karena firman Tuhan berkata : . . . . sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Dan lebih tegas lagi di dalam Matius telah dikatakan : “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? . . . ” (Matius 6:27-30). Dengan demikian, bahwa kekuatiran akan membawa keadaan kita semakin terpuruk dan tidak menunjukkan citra diri kita sebagai anak Allah. Oleh sebab itu, janganlah kita membatasi diri dengan melihat keadaan atau latar belakang kita, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil. Memang meyakini hal ini tidak semudah kita membalikkan telapak tangan kita, karena seringkali pikiran kitalah yang berbicara, bahwa kita tidak mungkin dapat meraih apa yang sudah dijanjikanNya. Oleh karena itu firman Tuhan menasehatkan kita, seperti yang tertulis dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi, yang berbunyi : “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, . . . . ” (Filipi 2:5-11) Jadi, supaya kita tidak dibatasi oleh pikiran kita sendiri, maka kita harus menggunakan pikiran Kristus Yesus, karena dengan menggunakan pikiran Kristuslah, kita akan mendapatkan janji-janji Tuhan dan predikat sebagai imamat yang rajani benar-benar nyata dalam kehidupan kita. Dan apabila saat ini kita sedang mengalami masalah janganlah kita mengeluh, karena Tuhan akan menunjukkan kuasaNya. Sebab tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengarkan doa kita. Dan jikalau hingga saat ini persoalan kita belum selesai, maka janganlah kita cemas dan takut sebab Allah tidak memberi roh perbudakan yang membuat kita takut tetapi Dia memberikan RohNya yang kudus yang membawa kita hidup dalam kemenangan (Roma 8:15-17). Amin. |
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.