Menjadi Seorang Teladan
Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/Ayat bacaan: Titus 2:7
==================
"dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu"
"Kita tidak bisa hidup selamanya. Pada suatu waktu nanti kita akan menutup perjalanan di bumi ini. Oleh karena itulah penting bagi saya untuk membagikan skill dan ilmu yang saya miliki kepada generasi selanjutnya." Demikianlah kata seorang gitaris terkenal asal luar negeri hari ini dalam wawancara saya dengannya. Sejauh mana? Tanya saya. "Sejauh yang saya bisa bagikan, tanpa dikurangi, tanpa dilebihkan." No more, no less.. katanya. Bagi saya itu adalah sesuatu yang baik untuk dijadikan teladan, karena ada banyak orang yang lebih suka untuk menyembunyikan sesuatu yang istimewa dari dirinya. Mereka hanya membagikan 40-50% saja dari pengetahuan mereka, karena mereka tidak ingin ada orang yang tahu sebanyak mereka apalagi kalau nanti melebihi mereka. Bisa dibayangkan jika setiap generasi berpikir seperti ini, apa jadinya beberapa generasi selanjutnya? "Generasi muda saat ini berkembang begitu hebat. Bahkan ada yang sudah bermain dengan sangat baik di usia kecilnya. Apabila saya membagikan ilmu dan pengalaman saya kepada mereka, maka anak-anak ini akan tumbuh lebih baik lagi. Isn't it great?" Kata si gitaris lagi. Dan saya pun kagum dengan semangatnya untuk tidak hanya berhenti memberikan penampilan baik di panggung dan di rekaman, tetapi juga menjalankan komitmennya untuk mengajar. Itu sebuah keteladanan yang sangat mencerahkan dan menggembirakan bagi saya.
Seorang teladan artinya sosok yang patut ditiru atau dijadikan panutan oleh orang lain, menjadi role model. Dunia akan selalu butuh juga haus akan keteladanan untuk dijadikan pelajaran berharga agar lebih baik lagi kedepannya. Dalam sejarah dunia kita menemukan banyak teladan, dalam alkitab kita pun bisa menemukan banyak keteladanan ini. Pertanyaannya, ada berapa banyak sosok yang layak untuk diteladani di hari-hari ini? Kemudian satu lagi, apakah kita sudah siap dan sanggup menjadi teladan? Ada banyak orang yang menolak dengan berbagai alasan. Mengapa harus saya? Biar orang lain saja kita teladani, kita tidak perlu sibuk untuk itu. Itu menjadi buah pemikiran banyak orang. Dan itu bukanlah sesuatu yang dianjurkan untuk menjadi pola pikir orang percaya.
Alkitab dengan sangat jelas menunjukkan bahwa kita semua diminta untuk tampil menjadi teladan-teladan dalam banyak hal mulai dari perbuatan baik hingga iman. Ayat bacaan hari ini menyatakan salah satu firman Tuhan yang mengingatkan kita untuk selalu berusaha untuk menjadi teladan dalam hal berbuat baik."Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu" (Titus 2:7). Kita bisa melihat disini bahwa proses pemindahan atau transfer ilmu dan memberi pengajaran secara teoritis saja tidalah cukup. Kita harus mampu melanjutkannya sampai kita bisa mencontohkan apa yang kita ajarkan melalui perbuatan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak hanya teori, tetapi haruslah disertai dengan proses pula. Jika kita hanya pintar mengajarkan tapi tidak pernah membuktikannya lewat hidup kita sendiri, itu artinya semua hanyalah teori kosong dan bohong belaka.
Yesus merupakan contoh sempurna akan hal ini. Yesus mengajarkan banyak hal tentang kasih dengan standar yang sungguh jauh dari apa yang dipandang dunia, tapi lihatlah bahwa Yesus tidak berhenti sampai pada pengajaran saja, melainkan menunjukkan pula lewat sikap hidupNya secara nyata. Lihatlah sebuah contoh dari perkataan Yesus sendiri ketika ia mengingatkan kita untuk merendahkan diri kita menjadi pelayan dan hamba dalam Matius 20:26-27. Yesus berkata: "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (ay 28). Apa yang diajarkan Yesus telah Dia contohkan pula secara nyata. Lalu di waktu berbeda Yesus berkata: "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (Yohanes 15:12). Yesus mengasihi kita sebegitu rupa sehingga Dia rela memberikan nyawaNya untuk menebus kita semua. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay 13). Dan Yesus pun telah membuktikannya secara langsung pula. Inilah sebuah keteladanan yang sejati.Ini baru dua contoh dari banyak pesan Yesus yang tidak berhenti hanya pada perkataan saja melainkan disertai pula dengan bukti nyata. Berulang kali Yesus mengingatkan kita untuk meneladani Dia, itu artinya sangatlah penting bagi kita untuk menganggap serius hal itu.
Paulus mengingatkan pula mengenai pentingnya keteladanan dalam pelayanan, seperti yang ia sampaikan kepada Timotius. "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12) Dari sini jelas terlihat bahwa sesungguhnya masalah menjadi teladan tidak hanya urusan orang-orang tua atau dewasa saja, tapi harus sudah diaplikasikan di usia muda pula. Perbuatan baik dalam ayat bacaan hari ini digambarkan Paulus dengan menjaga perkataan, menjaga tingkah laku, terus mengasihi, berlaku setia, dan hidup suci atau kudus.Kembali pada surat kepada Titus diatas yang berkata "dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu" (Titus 2:7), Paulus mengingatkan banyak hal juga. Kepada pria dinasihati untuk memiliki pola hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, kasih dan ketekunan (ay 2). Sedang untuk wanita, Paulus mengatakan keharusan untuk "hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik." (ay 3). Disamping itu wanita pun diingatkan untuk mendidik perempuan-perempuan muda dan mengasihi suami dan anak-anaknya. (ay 4), hidup bijaksana dan suci, pintar mengatur rumah tangga, baik hati dan taat kepada suami. (ay 5). Lalu selanjutnya untuk orang muda, Paulus menasihatkan agar para pemuda-pemudi bisa menguasai diri dalam segala hal. Semua ini menunjukkan bahwa menjadi sosok teladan itu tidaklah gampang, tetapi itu adalah sesuatu yang wajib untuk bisa kita lakukan.
Lebih jauh lagi, Yesus pun mengingatkan kita agar menjadi teladan bagi banyak orang dimana Tuhan dipermuliakan. Terang Tuhan yang ada pada diri kita hendaklah bisa dipancarkan hingga bercahaya bagi banyak orang."Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16) Ini pun bentuk gambaran dari bentuk keteladanan. Ingatlah bahwa banyak orang memperhatikan tingkah laku kita sebagai orang percaya. Jangan sampai kita tidak menjadi terang dan garam tetapi malah menjadi batu sandungan. Panggilan menjadi teladan sudah diberikan, maukah kita menaatinya?
Menjadi teladan sejak usia muda, itulah gambaran orang percaya yang diinginkan Tuhan
5 komentar:
bagus banget gan artikelnya, buat jadi renungan kita semua hihi :D
memotivasi diri buat jadi teladan, keren banget gan :D
numpang nyimak artikelnya gan :D
Kalo aku share ke blog aku ngga papa ya gan??
Ngga aku copas koq..
Supaya temen2 aku yang buka blog aku juga bisa belajar :D
thanks before
http://theadventuresofcamilla.blogspot.com/2012/06/renungan-harian-online-menjadi-seorang.html
coba buka ini gan, disini aku share tentang artikel ini...
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.