12 September 2010

Renungan Harian Online:Kesepakatan

Kesepakatan

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: Amos 3:3
==================
"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"


kesepakatan"Kita ketemu di sana nanti sore jam 6. Jangan telat ya." Demikian sebuah sms dari teman saya yang ingin berangkat bersama-sama untuk menonton sebuah konser. Sesuai dengan tempat dan jam yang sudah disepakati bersama, maka kami pun bisa berangkat bersama-sama menuju ke lokasi. Tanpa kesepakatan awal mengenai waktu dan tempat mungkinkah dua orang atau lebih dapat berjalan beriringan? Yang satu ke kiri, yang satu ke kanan. Yang satu datang siang, yang satunya lagi sore. Tentu tidak mungkin bisa berjalan beriringan apabila seperti itu. Dalam membuat surat perjanjian atau kontrak pun demikian. Kedua pihak harus terlebih dahulu sepakat atas pasal-pasal yang di atur di dalamnya sebelum menandatangani. Tanpa itu, sebuah kontrak tidak akan bisa terlaksana. Demikian pentingnya sebuah kesepakatan dalam berbagai aspek hidup kita. Tanpa adanya kesepakatan, kita tidak akan bisa berjalan bersama-sama.

Ada banyak orang yang tidak menyadari pentingnya sebuah kesepakatan, baik dalam keluarga, pekerjaan, belajar maupun dalam beribadah. Mereka lebih suka berjalan sendiri tanpa mempedulikan yang lain. Apabila dalam sebuah gereja jemaatnya hanya datang, duduk, dengar dan kemudian pulang, bisakah gereja itu tumbuh menjadi berkat bagi kotanya? Jika semua unsur di dalamnya berjalan sendiri-sendiri, bisakah sebuah program berjalan baik? Apabila dalam sebuah keluarga semuanya sibuk dengan rutinitasnya masing-masing tanpa peduli satu sama lain, ayah hanya bekerja, ibu yang penting masak, anak-anak ke sekolah dan bermain bersama teman dan berkumpul hanya sekali-kali saja, bisakah keluarga itu menjadi harmonis dan kuat? Dapatkah sebuah tujuan dicapai jika semua yang terlibat berjalan sendiri tanpa ada kordinasi?

Pertanyaan yang sama bisa kita lihat dalam kitab Amos. "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Amos 3:3). Bisakah dua orang berjalan bersama ke arah yang sama tanpa membuat perjanjian atau persetujuan terlebih dahulu? Tentu saja tidak bisa. Sebuah kesepakatan merupakan hal yang sangat penting agar kita bisa berjalan satu arah untuk mencapai sebuah sasaran. Baik dalam keluarga, pertemanan, pekerjaan, pelayanan atau ibadah kesepakatan itu merupakan sebuah unsur yang sangat penting, atau kita akan berjalan di tempat bahkan malah mundur. Tuhan sendiri sangat mementingkan dan memperhatikan kesepakatan. Dan hal ini dianjurkan dalam begitu banyak kesempatan baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Sebuah kesepakatan baik positif atau negatif akan mampu menghasilkan dampak besar. Sebuah contoh kesepakatan negatif bisa kita lihat dalam kisah menara Babel dalam Kejadian 11:1-9. Perhatikan bagaimana orang-orang pada masa itu bersepakat mencoba untuk menyaingi Tuhan. Dan hal ini ternyata mendapat perhatian serius di mata Tuhan hingga akhirnya Tuhan merasa perlu untuk mengacau-balaukan bahasa dan menyerakkan mereka. Dalam bentuk yang negatif sekalipun kesepakatan mampu menimbulkan dampak besar. Demikian pentingnya hal ini, sehingga alangkah baiknya apabila kita tidak melupakan sebuah kesepakatan sebagai sebuah unsur yang vital demi mencapai tujuan-tujuan yang baik.

Perhatikan bagaimana pentingnya kesepakatan di mata Tuhan lewat apa yang diajarkan Yesus. "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 18:19). Tuhan mengajarkan kita untuk bersepakat dalam berdoa dan meminta sesuatu daripadaNya. Artinya Tuhan menganggap sebuah kesepakatan itu penting. Dan Yesus pun mengatakan "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (ay 20). Dua atau tiga orang berkumpul, bersepakat dalam NamaNya, Dia pun akan hadir ditengah-tengah. Bukankah ini menunjukkan tingginya sebuah nilai kesepakatan bagi Tuhan?

Jika Tuhan saja menganggap sebuah kesepakatan itu penting mengapa kita tidak mulai memikirkannya dari sekarang? Ingatlah bahwa tidak akan ada hasil yang bisa dicapai secara maksimal apabila kita semua berjalan sendiri-sendiri. Sebuah keluarga tidak akan bisa harmonis dan kuat tanpa adanya kesatuan di antara anggota-anggotanya. Meski semua melakukan tugasnya masing-masing dengan baik, kekuatannya akan sangat lemah apabila tidak ada kesatuan di dalamnya. Dalam pekerjaan, bisnis maupun pelayanan pun sama. Tidak akan ada program yang bisa berjalan dengan baik, tidak akan ada sebuah pencapaian yang luar biasa apabila tidak didasari dengan kesepakatan. Kita tidak akan bisa tetap tegar atau teguh dalam menghadapi masalah jika hanya sendirian. Pengkotbah mengatakan "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10). Dan selanjutnya juga diingatkan bahwa dua orang yang bepergian bersama dapat menangkis serangan, tapi orang yang sendirian akan dengan mudah dapat dikalahkan. "Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." (ay 12).

Sudahkah kita memperhatikan secara serius pentingnya sebuah kesepakatan dalam berbagai aspek kehidupan kita? Sebuah gereja hanya akan mampu menjadi garam dan terang bagi lingkungan atau kotanya apabila jemaatnya mau bersatu, bersepakat untuk berjalan bersama-sama. Sudah saatnya gereja menjadi kumpulan orang-orang kudus yang mau terlibat, bukan hanya bersikap apatis, hanya datang, nonton dan mencari berkat untuk dirinya sendiri. Di sisi lain sebuah gereja seharusnya mampu mempermudah orang untuk memberi pelayanan dan bukan sebaliknya malah membangun tembok pembatas lewat peraturan-peraturan atau tradisi duniawi yang terlalu rumit sehingga menyulitkan jemaatnya untuk terlibat. Tuhan sangat memperhatikan kesepakatan, itu merupakan hal yang penting bagiNya dan sudah saatnya kita menganggap penting akan hal ini juga. Jangan jadikan keluarga hanya sebagai tempat untuk berteduh, untuk beristirahat dan tidur saja, jangan jadikan gereja hanya sebagai tempat untuk menonton, sekedar menjalankan tradisi atau kebiasaan atau hanya menjadi tempat untuk mendapatkan keinginan pribadi saja. Ingatlah bahwa kesepakatan itu sangat diperlukan untuk bisa mencapai sebuah tujuan, dan kesepakatan pun akan mampu menggerakkan Tuhan untuk melakukan sesuatu. Bangunlah sebuah fondasi yang kokoh dengan kesepakatan sebagai dasar mulai dari sekarang.

Kesepakatan begitu penting bahkan sanggup menggerakkan Tuhan

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification