Pentingnya Memelihara Pikiran
Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/Ayat bacaan: Filipi 4:8
===================
"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."
Sadarkah anda bahwa keberhasilan kita akan sangat tergantung dari cara pandang atau pikiran kita? Ada keterkaitan kuat antara seberapa besar daya tahan, semangat, daya juang, mental kita dengan apa yang ada di pikiran kita. Seringkali pikiran-pikiran negatif menghambat kita untuk mengalami peningkatan dalam hidup. Bisa saja kita tetap percaya Tuhan, tetapi isi pikiran kita hanya dipenuhi hal-hal yang negatif, atau tidak jarang pula orang mengukur dirinya terlalu rendah di dalam pikirannya. "Ah, saya ini siapa, mana mungkin saya sanggup melakukan itu?" Ada banyak orang yang membatasi dirinya untuk maju karena merasa tidak sanggup. Akibatnya mereka pun membuang peluang yang sebenarnya sudah ada di depan mata. Tuhan selalu merencanakan yang terbaik bagi kita. Tuhan selalu membuka peluang atau jalan agar kita bisa menapak maju, terus naik dan bukan turun.
13.09
Vincent utomo
Posted in:
Sejak menikah saya memberikan seluruh gaji dan pendapatan saya kepada istri. Sama sekali tidak ada rasa terpaksa untuk itu, saya malah merasa bersukacita setiap kali saya membawa pulang penghasilan saya untuk diberikan kepadanya. Itu saya lakukan dengan sukarela tanpa paksaan, ia bahkan tidak pernah meminta saya melakukan itu. Mengapa saya mau bekerja banting tulang lalu menyerahkan seluruhnya kepada istri saya tanpa menyimpan sepeserpun? Alasan saya lebih dari sekedar tanggung jawab sebagai seorang suami, tetapi karena saya mencintainya dengan seluruh jiwa dan raga saya. Nyawa saya pun siap saya berikan untuknya, mengapa tidak untuk sekedar gaji? 
Menginginkan peningkatan dalam pekerjaan adalah dambaan semua orang. Tetapi berapa banyak yang berani melangkah menghadapi tantangan untuk itu? Kebanyakan orang hanya ingin gajinya atau jabatannya meningkat tanpa tambahan beban tanggung jawab dan pekerjaan. Itu tidaklah mungkin. Semakin tinggi kita naik, artinya semakin besar pula tanggung jawab yang harus kita emban. Tidak jarang pula kita harus berhadapan dengan tantangan-tantangan baru yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Bagi banyak orang hal seperti ini menakutkan, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap berjalan di tempat ketimbang melangkah naik ke jenjang berikutnya. Sangatlah ironis ketika ada banyak orang termasuk anak-anak Tuhan juga yang sulit maju karena merasa tidak mampu dan takut menguji kekuatan "sayap" mereka dalam berusaha. Yang lebih ironis lagi, ada di antara anak-anak Tuhan ini yang sebenarnya menyadari bahwa semua itu merupakan jalan dari Tuhan bagi mereka untuk maju, bahkan tahu bahwa Tuhan sudah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan anak-anakNya, tetapi rasa takut untuk melangkah tetap saja lebih dominan dalam diri mereka ketimbang mempercayakan Tuhan di atas segalanya secara nyata.
Mengapa harus ada bagian yang sulit dan penuh penderitaan dalam hidup? Itu mungkin menjadi pertanyaan dari sebagian besar manusia, termasuk pula diantaranya orang-orang percaya. Ada banyak diantara kita yang mengira bahwa mengikuti Yesus artinya bebas secara total dari penderitaan. Itu sebabnya ada orang-orang yang memiliki motivasi mereka sendiri untuk beribadah. Tidak salah sama sekali memang untuk meminta pertolongan Tuhan, dan Tuhan sendiri menjanjikan begitu banyak berkat, mukjizat dan pertolonganNya kepada siapapun yang berseru kepadaNya dalam Kristus. Tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa walau bagaimanapun ada saat-saat dimana kita harus melewati situasi sulit, penuh duri yang menyakitkan. Apakah Tuhan senang menyiksa kita sewaktu-waktu? Tentu tidak. Tuhan tidak pernah senang melihat anak-anakNya menderita. Jika Dia senang, Dia tidak perlu repot-repot mengorbankan AnakNya sendiri untuk memastikan keselamatan kita bukan? Saya akan mengambil sebuah analogi yang sederhana. Anak-anak kecil biasanya akan sangat suka dengan permen yang manis. Mereka bisa sangat gembira dan menghabiskan banyak permen dalam waktu yang sangat singkat. Namun baikkah itu bagi mereka? Tentu saja tidak. Gigi mereka bisa rusak, dan mereka pun akan kekurangan gizi akibat tidak lagi mau makan makanan yang mengandung gizi baik. Ada saatnya kita harus memberi mereka sayur-sayuran yang tentu saja tidak seenak permen. Sayur bisa sangat pahit, tetapi justru mengandung banyak manfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan mereka. Dalam kerohanian pun demikian. Selalu berada dalam keadaan nyaman tidak akan baik bagi pertumbuhan iman kita. Kita bisa terbentuk menjadi orang-orang manja yang tidak peduli lagi kepada orang lain, terbuai dalam kenikmatan hidup dan kenyamanan. 

